Ini 5 Demonstrasi Terbesar dan Mengguncang dalam Sejarah Dunia

Zein Zahiratul Fauziyyah • 4 September 2025 09:40

Jakarta: Suhu politik Indonesia belakangan ini kembali memanas. Gelombang aksi demonstrasi mewarnai sejumlah daerah, terutama Jakarta. Insiden tewasnya seorang pengemudi ojek online akibat terlindas kendaraan taktis di tengah aksi menambah ketegangan di lapangan. Situasi ini mengingatkan kita bahwa demonstrasi, meski kerap menjadi bagian penting dari demokrasi, juga berpotensi menimbulkan tragedi.

Namun, aksi demonstrasi besar-besaran bukan hanya terjadi di Indonesia. Dalam catatan sejarah, ada sejumlah protes rakyat yang begitu besar hingga mengguncang tatanan politik dan bahkan menjatuhkan rezim berkuasa. 

Berikut adalah lima demonstrasi terbesar yang tercatat dalam sejarah dunia.

1. Protes Rakyat di Filipina (1986)

Pada tahun 1986, jutaan rakyat Filipina turun ke jalan untuk menentang kepemimpinan Ferdinand Marcos yang telah berkuasa selama 20 tahun. Pemilu yang dianggap curang memicu gelombang kemarahan publik. Bahkan, gereja Katolik secara terbuka menolak hasil pemilu tersebut.

Situasi semakin genting ketika sebagian militer berbalik melawan Marcos. Tanpa dukungan militer yang kuat, Marcos akhirnya melarikan diri, dan Corazon Aquino dilantik sebagai presiden baru pada 25 Februari 1986. Aksi ini dikenang sebagai "People Power Revolution".

2. Demonstrasi Jalan Baltik (1989)

Pada 23 Agustus 1989, sekitar dua juta orang membentuk rantai manusia sepanjang lebih dari 643 kilometer melintasi Latvia, Lithuania, dan Estonia. Aksi damai ini dikenal sebagai "Baltic Way" atau Jalan Baltik.

Protes tersebut menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap rezim Komunis Soviet. Aksi ini juga mempercepat gelombang gerakan anti-komunis di Eropa Timur yang akhirnya berujung pada runtuhnya Tembok Berlin. Dua tahun kemudian, ketiga negara Baltik resmi meraih kemerdekaan.

3. Demonstrasi di Tembok Berlin (1989)

Selama hampir tiga dekade, Tembok Berlin memisahkan Jerman Timur dan Jerman Barat. Namun, pada tahun 1989, protes publik semakin meluas, menekan pemerintah Jerman Timur untuk membuka perbatasan.

Pada 9 November 1989, tembok akhirnya runtuh. Momen bersejarah ini menjadi simbol berakhirnya Perang Dingin sekaligus awal dari reunifikasi Jerman.

4. Demonstrasi Tiananmen Square, China (1989)

Lapangan Tiananmen di Beijing menjadi saksi salah satu aksi protes terbesar dalam sejarah China. Pada tahun 1989, lebih dari satu juta orang, mayoritas mahasiswa, melakukan aksi damai menuntut reformasi demokrasi.

Namun, protes ini berakhir tragis. Pemerintah China mengerahkan militer dan tank untuk membubarkan massa. Jumlah korban jiwa tidak pernah diumumkan secara resmi, tetapi diperkirakan mencapai ratusan hingga ribuan orang. Peristiwa ini menuai kecaman keras dari komunitas internasional.

5. Demonstrasi Nasional di Afrika Selatan (1994)

Partai African National Congress (ANC) di bawah Nelson Mandela memimpin perlawanan terhadap rezim apartheid yang diskriminatif. Salah satu aksi terbesar adalah gerakan "Stay at Home" atau "Tetap di Rumah" yang berlangsung pada 26 Juni 1994.

Ratusan ribu warga Afrika Selatan berpartisipasi dalam aksi ini sebagai bentuk protes damai. Sejak saat itu, 26 Juni diperingati sebagai Hari Kebebasan Nasional, hingga akhirnya apartheid benar-benar runtuh dan Afrika Selatan memasuki babak baru demokrasi.

Nah, Sobat MTVN Lens, lima demonstrasi di atas menunjukkan bagaimana suara rakyat bisa mengubah arah sejarah suatu bangsa. Di Indonesia sendiri, demonstrasi tetap menjadi instrumen penting dalam demokrasi, meski sering diwarnai gesekan. Harapannya, dinamika politik Indonesia saat ini dapat segera mereda sehingga aspirasi masyarakat bisa tersampaikan secara damai tanpa menimbulkan korban jiwa.

Jangan lupa saksikan MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Zein Zahiratul Fauziyyah)