8 January 2025 21:43
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memantau perkembangan Human Metapneumovirus (HMPV) yang menyebar di beberapa negara, termasuk Indonesia. Meski kasus HMPV meningkat di Tiongkok dan Malaysia, IDI menyatakan potensi pandemi sangat rendah.
Menurut anggota Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, MSc, SpP(K), masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan karena HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti COVID-19.
Menurut IDI, HMPV adalah salah satu penyebab penyakit saluran pernapasan akut dan termasuk dalam famili Pneumoviridae. HMPV pertama kali ditemukan pada 2001 di Belanda dan berperan 8-16% sebagai penyebab infeksi saluran pernapasan.
Baca: Menkes Minta Masyarakat Tak Risaukan MHPV: Itu Virus Lama |
Masa inkubasi virus ini diperkirakan tiga sampai enam hari dengan periode infeksi lima hari tergantung keparahan. Virus ini menyebar melalui percikan atau droplet dari orang yang terinfeksi HMPV saat batuk atau bersin kepada orang yang sehat.
HMPV memiliki gejala umum berupa demam, rhinorrhea (pilek), batuk kering, nyeri otot, nyeri kepala, kehilangan nafsu makan dan kelelahan, dan mengi.
Gejala dapat memberat menjadi serangan asma, penumonia, dan bronkiolitis terutama pada kelompok berisiko seperti bayi.
Terdapat sejumlah populasi yang memiliki risiko lebih rentan terinfeksi dan mengalami kondisi berat infeksi HMPV yaitu anak-anak usia di bawah 14 tahun, lansia usia di atas 65 tahun, individu dengan penyakit kronis (asma, PPOK, dan diabetes), sistem imun yang lemah (pada penderita HIV/AIDS dan penerima kemoterapi.