Prgram prioritas Presiden Prabowo Subianto, makan bergizi gratis (MBG) diklaim sudah menjangkau lebih dari 20 juta penerima lewat ribuan dapur pelayanan gizi di seluruh Indonesia. Pemerintah menargetkan skala penuh hingga 82,9 juta penerima pada akhir 2025.
Pemerintah menyebut dampak positif pada kehadiran siswa dan ekonomi lokal. Komitmen program tersebut merupakan investasi menuju generasi emas 2045.
Pemerintah menargetkan program ini tidak hanya sekedar mengenyangkan, tapi juga dapat meningkatkan gizi, kehadiran sekolah, dan juga daya saing sumber daya manusia (SDM).
Sejak awal tahun, program MBG digelar secara bertahap. Hari-hari pertama program menyasar ratusan ribu penerima anak sekolah dengan 190 dapur di lebih dari 20 provinsi di Indonesia dengan menu standar yaitu nasi, lauk pauk berprotein hewan naabati, sayur, buah, dan juga susu.
Per pertengahan Agustus 2025, Badan Gizi Nasional mencatat 20 juta penerima yang dilayani sekitar 5.800 satuan pelayanan pemenuhan gizi. Pemerintah mengklaim dampak awal kehadiran siswa naik signifikan dan rantai pasok pangan lokal ikut bergerak.
"Saya mendapat laporan dari
Badan Gizi Nasional sudah 20 juta anak sekolah. Anak belum sekolah, ibu hamil dan ibu menyusui sudah menerima makan bergizi gratis setiap hari," kata presiden.
Di lapangan, orang tua menyebut rutinitas pagi menjadi lebih ringan dan anak-anak antusias berangkat sekolah. Pemerintah menyebut
kitchen base model ini juga menyerap tenaga kerja dan menorong UMKM pangan serta petani nelayan.
Dari sisi pembiayaan, anggaran 2025 yang dicanangkan pemerintah untuk tahap awal sekitar Rp71 triliun. Realisasi hingga 19 Agustus 2025 dilaporkan mencapai Rp10,3 triliun. Angka yang diproyeksikan melonjak seiring penambahan dapur menjadi 10 ribu pada September 2025.
Lalu pemerintah juga menyebut mempercepat proses verifikasi untuk SPPG supaya penerima manfaat meningkat dalam waktu yang tidak terlalu lama.
"Jadi kami sudah lebih dari dua minggu ini mempercepat proses verifikasi mempersikat proses administrasi dan juga termasuk pembiayaan. Jadi pembiayaannya kami kirim lebih awal supaya menerima manfaat bisa meningkat dalam waktu yang tidak terlalu lama," kata Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana.
Target pemerintah yaitu Rp82,9 juta penerima pada akhir 2025 mencakup siswa PAUD hingga SMA, santri, balita, ibu hamil, dan menyusui. Untuk 2026, rancangan anggaran dibahas sekitar Rp35 triliun dengan mayoritas belanja untuk intervensi makanan bergizi, dan dukungan 30 ribu dapur SPPG.
Dengan skala yang terus melebar, pemerintah terus menyempurnakan desain MBG agar makin efektif dan berkelanjutan.