Presiden Prabowo Subianto berencana mengirimkan pasukan perdamaian ke Gaza melalui Yordania, salah satu negara yang berbatasan langsung dengan Palestina.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin setelah menerima kunjungan dari Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Yordania di Kementerian Pertahanan pada Jumat lalu.
Sjafrie mengungkapkan sebanyak 20.000 prajurit dengan spesifikasi bidang kesehatan dan konstruksi akan disiapkan untuk diberangkatkan ke Gaza. Namun, pengiriman pasukan baru akan dilakukan setelah pemerintah melihat adanya upaya perdamaian nyata, seperti gencatan senjata.
Lebih lanjut, Sjafrie menjelaskan ada dua alternatif untuk mengirim pasukan perdamaian ke Gaza. Opsi pertama adalah menunggu mandat resmi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Opsi kedua adalah melalui organisasi internasional yang diinisiasi oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Ia menegaskan bahwa pengiriman pasukan ini memerlukan pembicaraan yang tidak singkat, kesepakatan bersama, serta persetujuan dari negara-negara di sekitar Palestina.
"Yang pasti kita akan mengirim peacekeeping operation (operasi pemeliharaan perdamaian). Ada kemampuan khusus, bukan peacemaking operation (operasi penciptaan perdamaian), peacekeeping ya," tuturnya.
"Kalau peacekeeping itu berarti kita sudah melihat adanya suatu upaya, seperti contoh gencatan senjata sudah terjadi, kemudian disarm (perlucutan senjata) sudah terjadi. Sehingga pasukan yang akan datang itu sifatnya untuk menjaga perdamaian itu bisa berlangsung lebih lama menuju kepada perundingan politik," jelas Sjafrie.
(Shandayu Ardyan Nitona Putrahia Zebua)