Kapal Basarnas meledak di tengah jalan saat hendak menyelamatkan nelayan. Satu orang yang belum ditemukan adalah Kontributor Metro TV Maluku Utara Sahril Helmi.
Kapal Rigid Inflatable Boat (RIB) milik Basanas yang meledak tersebut ditumpangi 11 personel tim SAR gabungan. Rinciannya, tujuh orang dari Basarnas, tiga orang dari Polairud Polda Maluku Utara, dan satu orang jurnalis.
Berikut daftar korbannya:
Korban selamat
Kasi Ops Basarnas M Syahran Laturua
Ryan Azur Ali (PNS SAR Kota Ternate)
Hamja Djirun (PNS SAR Kota Ternate)
Darmanto Rauf (PNS SAR Kota Ternate)
Maretang (PNS SAR Kota Ternate)
Bripka Irwan Idris (anggota Dit Polairud Polda Maluku Utara)
Bripka Putra Nusantara Ruslan (Dit Polairud)
Korban tewas:
Bharatu Mardi Hadji (Dit Polairud Polda Maluku Utara)
Fadli M Malagapi (Basarnas)
M Riski Esa (Basarnas)
Korban hilang
Sahril Helmi (Jurnalis
Metro TV)
Empat korban luka berat kini dirawat di rumah sakit. Mereka mengalami patah tulang.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan kenaikan pangkat luar biasa Anumerta kepada Bharatu Mardi Hadji yang ikut menjadi korban jiwa. Pangkat ini sebagai penghormatan karena kejadian tersebut terjadi saat Mardi menjalankan misi kemanusiaan untuk menyelamatkan dua
nelayan yang mengalami mati mesin di perairan Tidore.
Perkembangan Pencarian Jurnalis Metro TV
Upaya pencarian Sahril Helmi hingga kini belum membuahkan hasil. Lokasi terakhir meledaknya kapal berada di perairan Gita, Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan atau sekitar 10-20 menit lagi sampai di lokasi nelayan yang mengalami mati mesin.
Tim menyisir wilayah selatan sesuai dengan pergerakan arus sekitar kurang lebih 5 sampai 10 nautical mile pada Senin, 3 Februari 2025. Dua unit kapal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan
TNI AL dikerahkan.
Pada Selasa, 4 Februari 2025, ada penambahan kapal untuk memaksimalkan proses pencarian Sahril Helmi. Tim investigasi Basarnas Pusat juga diberangkatkan ke Ternate.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Kusworo menjelaskan bahwa investigasi ini tidak hanya untuk menyelidiki penyebab meledaknya Kapal Rigid Inflatable Boat (RIB) yang menelan korban jiwa, tetapi juga untuk mengevaluasi secara keseluruhan pelaksanaan operasi SAR. Sehingga, hal serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
"Operasi SAR-nya apakah sudah sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur), kompetisi rescuer, kondisi kesiapan alutsista seperti kapal, pesawat, helikopter, dan peralatan lainnya di Ternate," ujar Kusworo dalam keterangannya.
Kepala Basarnas Ternate juga memastikan bahwa kapal RIB yang meledak layak jalan sebelum melakukan operasi. RIB yang digunakan menurutnya rutin dilakukan perawatan dan pemeliharaan setiap hari. Kapal itu memiliki daya tahan dan kemampuan untuk bertahan yang mumpuni.