2 March 2024 14:59
Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti menyatakan tidak setuju dengan rencana calon presiden Prabowo Subianto menggunakan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk program makan siang gratis siswa.
Menurut Retno, kebijakan tersebut akan menggerus pelayanan pendidikan yang berkualitas termasuk kesejahteraan guru. "Jadi kalau itu dimasukkan, maka yang menjerit sebenarnya adalah sekolah, yang menjerit guru gitu," jelasnya.
Simulasi program makan siang gratis Prabowo Subianto sudah diuji coba di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, meskipun Prabowo belum resmi menang Pilpres.
Tidak tanggung-tanggung Menko Perekonomian Airlangga Hartarto hadir dan menyebut anggaran makan siang gratis akan diambil dari Dana BOS. Jika demikian program Prabowo ini akan membebani anggaran biaya operasional sekolah yang seharusnya bukan untuk program makan siang gratis.
"Kami mengusulkan pola pendanaannya melalui Bantuan Operasional Sekolah spesifik atau BOS Afirmasi untuk khusus menyediakan makan untuk siswa," jelas Airlangga.
Dalam simulasi program makan siang gratis, pada Kamis 29 Februari lalu, menyajikan makanan seharga Rp15 ribu per anak dengan empat pilihan menu, yakni nasi ayam, nasi semur telur, gado-gado dan siomai, yang anggarannya dari Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Pendidikan setempat dan bukan bersumber dari APBN.
Anggaran program makan siang gratis andalan Prabowo-Gibran ini membutuhkan anggaran yang cukup besar. Setidaknya membutuhkan dukungan fiskal sebesar Rp440 triliun untuk bisa diterapkan di seluruh Indonesia.