Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni terlibat perdebatan dengan anggota Komisi III Arteria Dahlan. Debat itu terjadi saat rapat Komisi III bersama Polri, Rabu 15 November 2023.
Sahroni sebagai pimpinan awalnya menanggapi sejumlah pernyataan dari anggota Komisi III F-PDIP Safaruddin soal persoalan netralitas polri jelang pemilu. Arteria lantas menginterupsi saat Sahroni menyampaikan perlu bukti untuk menunjang hal itu.
"Kalau Polri ikut bermain, siapa di situ, terus siapa yang mengamankan? Dan itu sumber terjadinya kekacauan itu kalau polisi ikut bermain," kata Safaruddin di ruang rapat Komisi III DPR, Rabu 15 November 2023.
"Ini kan masalah penggalangan sasarannya kan pasti pengamanan. Tapi bisa berbelok penggalangan untuk memenangkan kelompok-kelompok tertentu," lanjutnya.
Sahroni kemudian mengatakan, segala hal yang ditanyakan harus disertai bukti agar tidak menjadi tuduhan.
"Yang tadi Pak Safaruddin sampaikan menarik, Pak. Tapi lebih baik, lebih bagus, disertakan bukti agar terlihat jelas dan tidak menuduh atau katanya," kata Sahroni.
Arteria lantas menginterupsi pernyataan Sahroni tersebut. Arteria meminta Sahroni menaati tata tertib sidang. Adu mulut pun terjadi.
"Pak Ketua, bicara bukti nanti saja, Pak Ketua. Saya minta Pak Ketua ini tertib dalam memimpin rapat Komisi," kata Arteria.
"Nggak, ini kenapa ini?" tanya Sahroni.
"Nanti kalau itu, dia kasih bukti-bukti lain hal, Pak," ujar Arteria.
"Ini kan saya menyampaikan, bertanya," kata Sahroni.
Arteria pun melanjutkan bahwa tugas Sahroni adalah mengatur lalu lintas. Sementara Sahroni menjawab, pimpinan Komisi memiliki hak untuk menyampaikan hal tersebut.
"Bapak itu mengatur lalu lintas, silakan diberikan kepada yang lain," kata Arteria.
"Pimpinan juga berhak menyampaikan kepada anggota yang berbicara. Itu punya hak, nggak boleh nggak," timpal Sahroni.
"Hak Anda di sini di mana?" tanya Arteria lagi.
"Nggak, saya tanya, apa hak Anda menanyakan bukti kepada anggota ini?" lanjut Arteria.
Sahroni pun mengatakan hal itu merupakan hak pimpinan. Arteria menjawab itu dengan meminta Sahroni membaca tata tertib sebagai pimpinan.
"Hak pimpinan," kata Sahroni.
"Anda baca tatib pimpinan," jawab Arteria.