2 August 2023 08:55
Memasuki ajaran baru, sejumlah sekolah dasar di pelosok Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur harus menerapkan metode belajar kelas rangkap. Hal ini lantaran minimnya tenaga pengajar atau guru serta minimnya murid yang bersekolah.
Salah satu sekolah yang menerapkan sistem pendidikan kelas rangkap atau multigrade class adalah SDN Sariwani II di Desa Sariwani, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Sekolah yang ada di perbukitan Tengger dengan ketinggian hampir 2.000 meter ini hanya memiliki total 30 siswa dari jenjang kelas 1 sampai kelas 6. Selain itu guru kelas yang tersedia pun hanya enam orang. Sehingga pihak sekolah menggunakan sistem pembelajaran rangkap dengan rincian kelas satu digabung dengan kelas dua, kelas tiga digabung dengan kelas empat, serta kelas lima digabung dengan kelas enam.
Setiap hari, Sumardi dan guru lainnya harus berjuang menaklukkan perbukitan Tengger karena jarak antara rumahnya dengan sekolah sekitar 13 kilometer dengan medan jalan bebatuan dan menanjak curam.
Sistem pembelajaran kelas rangkap ini sudah diterapkan sejak 2018 silam. Terutama ketika sekolah mengalami penurunan jumlah siswa sekaligus tenaga pengajar.
Hingga saat ini, sistem pembelajaran kelas rangkap ini terus dipertahankan karena dinilai lebih dinamis dan terjalin komunikasi tutor sebaya yang efektif. Para siswa pun sudah terbiasa dengan pembelajaran beda kelas. Mereka tidak merasa ada persaingan, tapi justru senang karena bisa belajar besama tanpa merasa sepi.
"Dengan menggabungkan dua kelas itu tidak ada rasa saingan. Jadi anak yang kelas tinggi bisa belajar bersama anak kelas rendah dan sebaliknya. Kadang kemampuan anak kelas rendah malah lebih tinggi dari kakak kelasnya, dari situ terjadi komunikasi yang tanpa saingan," ujar guru SDN Sariwani II, Sumardi.
Minimnya guru dan siswa di sekolah pelosok Kabupaten Probolinggo ini tak menyurutkan semangat siswa untuk menuntut ilmu. Saat ini, SDN Sariwani II hanya memiliki enam guru dengan kepala sekolah serta total 30 siswa yang terbagi dalam tiga kelas rangkap.
Di Kecamatan Sukapura, ada delapan sekolah dasar yang menjadi percontohan penerapan pembelajaran kelas rangkap. Sementara di seluruh Kabupaten Probolinggo, ada 128 sekolah dasar yang menerapkan sistem pembelajaran ini karena minim siswa dan guru. Terutama untuk sekolah-sekolah yang berada di pelosok pegunungan Tengger dan pegunungan Argopuro, Kabupaten Probolinggo.