Hutan mangrove di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, kondisinya kini cukup memprihatinkan. Hal itu diduga akibat aktivitas industri PT Bintuni Utama Murni Wood Industries (BUMWI) yang melakukan penebangan di wilayah zona pelindung.
Tak hanya itu, kewajiban perusahaan unutk melakukan penanaman kembali bibit mangrove di lokasi penebangan tak juga dilakukan.
Penebangan tersebut mengakibatkan kawasan mangrove di Bintuni hancur. Sedikitnya luas kehancuran hutan mangrove di wilayah itu diperkirakan hampir lima kali luas lapangan sepak bola.
Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw pun geram dengan kondisi yang terjadi di kawasan paru-paru dunia tersebut. Menurutnya perusahaan yang bersangkutan tidak lagi beroperasi di wilayah itu setelah izin perusahaan dicabut oleh Kementerian KLHK.
Pihak Pemprov Papua Barat akan menuntut tanggung jawab perusahaan atas kerusakan lahan mangrove terbesar nomor dua di dunia ini.
