20 August 2023 22:11
Keheranan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, soal bacawapres pendamping Prabowo seakan mewakili pertanyaan masyarakat di berbagai penjuru negeri.
Apa mungkin koalisi empat parpol pendukung Prabowo dapat lestari bila satu kursi bacawapres diperebutkan tiga peserta koalisi? Bisa jadi nama Gibran disiapkan sebagai salah satu solusi bila terjadi kemacetan negosiasi.
Pakar komunikasi politik, Effendi Ghazali juga menilai skenario pengusulan Gibran sebagai cawapres pendamping Prabowo merupakan salah satu latar belakang PAN dan Golkar mendeklarasikan dukungan pencapresan Prabowo.
Analis politik Ray Rangkuti menilai cawe-cawe politik dapat membawa dua keuntungan bagi Joko Widodo, yaitu mengamankan dukungan pasca lengser keprabon dan menyiapkan kursi cawapres bagi Gibran.
Deklarasi dukungan PAN dan Partai Golkar mengingatkan kita satu tahun silam PKB dan Gerindra mendeklarasikan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
KKIR mengawali langkah dengan harapan tinggi yaitu ketua umum Partai Gerindra menjadi capres dan ketua umum PKB mendampingi. Namun faktanya walau hanya terdiri dari dua parpol saja, KKIR tak kunjung mendeklarasikan pasangan capres dan cawapres yang akan diusung.
Beberapa bulan lalu KKIR sempat berkumpul dengan KIB untuk menjajaki koalisi besar. Namun diduga tidak sepakat soal sosok capres dan cawapres, wacana itu akhirnya buyar.
Posisi capres dan cawapres menjadi titik temu kepentingan koalisi parpol menjelang pilpres. Persoalannya sebanyak apapun peserta koalisi hanya tersedia satu kursi capres dan satu kursi cawapres.
Harus ada yang mengalah memberi jalan capres atau cawapres berasal dari internal koalisi. Bisa juga semua mengalah bila capres atau cawapres diimpor dari luar koalisi.
Harus diakui popularitas Gibran Rakabuming Raka cukup mumpuni. Menurut survei LSI Denny JA, nama Gibran mengungguli bacawapres lainnya, Erick Thohir misalnya. Popularitas putra sulung Presiden Joko Widodo mencapai 66%, sementara skor Erick Thohir 62%, Airlangga Hartarto 52?n Cak Imin 43%.
Skor kesukaan publik terhadap Gibran juga teratas, dengan skor 82%. Secara elektoral, Gibran kuat di Jawa Tengah di kalangan milenial dan generasi Z serta terasosiasi kuat dengan Presiden Joko Widodo.
Nama Gibran juga mendominasi simulasi pasangan capres dan cawapres. Bila Prabowo berpasangan dengan Gibran, skornya mencapai 39%. Unggul dari pasangan Ganjar-Sandiaga dengan skor 33%. Sementara Anies yang dipasangkan dengan AHY hanya meraup 16%.
Publik pun bertanya-tanya, mengapa Partai Golkar dan PAN akhirnya bermitra dengan Gerindra? Apalagi Prabowo kembali menggantung siapa sosok cawapres pendampingnya.