Menko PM dan Menag Data dan Evaluasi Seluruh Pondok Pesantren

7 October 2025 15:03

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (PM) Abdul Muhaimin Iskandar dan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar telah mendata seluruh pondok pesantren. Pendataan dilakukan secara komprehensif agar tidak terulang peristiwa seperti robohnya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. 

"Kita sudah bekerja, sekarang sudah dimulai pendataan dari berbagai sumber. Sumber dari Kementerian Agama, masyarakat, berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah. Ini sudah mulai sejak kemarin," kata Muhaimin, dikutip dari tayangan Headline News, Metro TV, Selasa, 7 Oktober 2025. 

Pondok pesantren yang memiliki bangunan rawan akan menjadi prioritas dalam evaluasi tersebut. Pihak kepolisian pun turut dilibatkan. 

"Kepolisian sudah bergerak bahkan sudah memanggil pihak-pihak mulai memanggil pihak-pihak. Kita tunggu saja," ujar Muhaimin. 

Sementara Nasaruddin Umar mengatakan pihaknya akan berbenah di bawah koordinasi Kementerian PM. Nantinya, madrasah, pesantren, termasuk musala yang sudah berumur ratusan tahun akan diperbaiki. 

"Itu pun juga kita akan sekaligus melakukan penelitian. Tentu, berdampingan kita nanti dengan tim-tim yang ahli ya," tuturnya.
 

Baca juga: Operasi SAR Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Resmi Ditutup

Sebelumnya, Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas), Marsekal Madya TNI Muhammad Syafie, secara resmi menyatakan operasi SAR di lokasi runtuhnya Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ditutup pada Selasa, 7 Oktober 2025. Setelah sembilan hari penuh operasi tanpa henti, total 171 korban berhasil dievakuas, terdiri dari 104 korban selamat dan 67 korban meninggal dunia.

"Selama 9 hari kita melaksanakan operasi, saya ingin menyamakan persepsi bahwa keseluruhan korban yang telah dievakuasi sejumlah 171 orang. Di dalamnya termasuk delapan body part," ujar Syafie dalam konferensi pers, mengutip Breaking News Metro TV, Selasa, 7 Oktober 2025.

Seluruh korban yang berhasil dievakuasi telah diserahkan kepada tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Biddokkes Polda Jawa Timur untuk proses identifikasi. Kabasarnas mengimbau keluarga korban dan media untuk menunggu hasil identifikasi resmi dari tim DVI.

Setelah seluruh korban dievakuasi dan material reruntuhan dinyatakan aman, maka operasi SAR dinyatakan resmi ditutup. Penutupan ini mempertimbangkan hasil assessment menyeluruh serta masukan dari berbagai pihak.

"Atas dasar undang-undang dan setelah seluruh korban dievakuasi serta area kejadian dipastikan aman, maka saya nyatakan operasi SAR resmi ditutup," tegas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febriari)