Mengintip Suasana Ramadan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

1 March 2025 14:33

Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada hari ini, Sabtu 1 Maret 2025. Beragam kegiatan religi digelar untuk mengisi Ramadan sekaligus memperkuat nilai-nilai keagamaan. Seperti yang dilakukan Pesantren Asshiddiqiyah, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.     

Salah satu kegiatan yang digelar oleh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah adalah pesantren kilat (sanlat) yang diikuti oleh peserta didik dari kalangan usia dini, SD, hingga SMP. Kegiatan yang berlangsung setiap Ramadan ini telah memasuki tahun kedua. Namun tahun ini lebih spesial, karena bisa diikuti oleh santri dari luar Pesantren Asshiddiqiyah.

"Sebetulnya kalau tahun-tahun sebelumnya kita hanya mengadakan di internalnya saja, kalau sekarang santri luar pun boleh ikut bergabung merasakan dan belajar bersama di Pesantren Asshiddiqiyah," jelas pimpinan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Aziz.

Diharapkan dengan digelarnya pesantren kilat, peserta didik dapat lebih dekat dengan lingkungan pesantren serta lebih mengenal kegiatan-kegiatan yang digelar di pesantren. Sehingga warga sekitar yang mengikuti kegiatan ini dapat merasakan nuansa belajar di pesantren.

"Karena memang di antara mereka ada juga yang sudah tertanam niat masuk pesantren hanya saja mungkin info dan nuansa yang mau dia rasakan itu belum sempat. Akhirnya dengan adanya momentum sanlat ini, dia juga merasakan jadi santri kilat lah bahasanya gitu," jelas Aziz.
 

Baca: Tradisi Munggahan Picu Lonjakan Penumpang di Stasiun Malang
 

Jadwal Belajar di Sekolah Selama Bulan Ramadhan 2025

Sesuai Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri yaitu SE 3 Menteri Nomor 2 Tahun 2025, Nomor 2 Tahun 2025, dan Nomor 400.1/320/SJ tentang Pembelajaran di Bulan Ramadan 1446 H/2025 M, pembelajaran santri-santri di Pesantren Asshiddiqiyah mendapat penyesuaian jam belajar.

Jika biasanya satu jam pelajaran yang berlangsung selama 45 menit, selama Ramadan dikurangi 10 menit jadi 35 menit. Selain itu meminimalkan kegiatan belajar ataupun praktik yang banyak menggunakan aktivitas fisik.

"Ngajinya, tadarusnya, pengkajian kitabnya, itu berjalan normal, hanya saja di masalah waktu dan kombinasi kegiatannya saja yang berubah," jelasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)