Calon gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun tidak percaya dengan angka-angka yang ditampilkan oleh quick count di Pilkada Jakarta 2024. Dharma meyakini dirinya bersama Kun Wardana bisa meraih suara lebih dari 52%.
Pasangan calon (paslon) nomor urut dua ini hanya mendapatkan suara sebesar 10%. Dharma menuding ada oknum yang membuat pendukungnya tidak bisa hadir di TPS dan adanya pasangan calon yang melakukan serangan fajar.
Lebih lanjut Dharma mengatakan angka golput yang mencapai 46,9% merupakan angka tertinggi dalam sejarah perpolitikan di
Jakarta. Dia pun mempertanyakan kebenaran tingginya angka golput tersebut.
Sebelumnya dari empat lembaga survey yakni Charta Politika, Indikator, Voxpol, dan LSI, paslon Dharma-Kun meraih suara sebesar 10%. Angka ini naik signifikan dibandingkan dengan survei elektabilitas keduanya yang hanya 5%.
“Jadi sebenarnya kita seharusnya yang menang, tetapi angka-angka yang disuguhkan itu adalah angka yang tidak sakral. Saya mau mengatakan angka itu tidak sakral karena jelas kalau sakral tidak akan ditemukan hal-hal seperti ini. Artinya kita sedang memilih pemimpin yang berdampak buruk bagi tidak saja Jakarta tetapi bagi bangsa. Ini bukan persennya yang tidak baik, tapi prosesnya sistemnya yang menggiring menjadi tidak pruden atau tidak proven,” kata Dharma dalam keterangannya.