Sebagai pemenang Pilpres 2024, pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dijadwalkan akan dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2024 mendatang. Usai dilantik, selang beberapa hari kemudian, pasangan Prabowo-Gibran pun berjanji akan segera mengumumkan para pembantu-pembantunya di kabinet Prabowo-Gibran.
Informasi yang beredar, pada sebulan jelang pengumuman menteri-menteri baru, ada sekitar 44 kandidat yang akan menempati pos-pos kementerian. Seperti diketahui pada Kabinet Indonesia Maju, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wapres KH Ma'ruf Amin, total ada 34 menteri yang sekarang ini memimpin lembaga/kementerian.
Menanggapi kemungkinan bertambahnya jumlah menteri di kabinet Prabowo-Gibran tersebut, Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri SDM, Bahlil Lahadalia menyatakan adalah hal yang sah-sah saja, jika jumlah menteri di kabinet Prabowo-Gibran akan bertambah. Mengingat ada upaya dari pemerintahan baru untuk mempercepat laju pembangunan nasional.
Bahlil pun menegaskan jika penyusunan kabinet maupun penambahan kementerian adalah hak prerogatif dari presiden terpilih.
Wakil Menteri Keuangan yang juga anggota Gugus Tugas Sinkronisasi Bidang Keuangan, Thomas Djiwandono menegaskan jika pengelolaan anggaran untuk kementerian/lembaga baru sudah dikoordinasikan dengan matang bersama Kemen-PANRB.
Sebelumnya perombakan nomenklatur kementerian di masa pemerintahan
Prabowo-Gibran semakin menguat. Badan Legislatif DPR RI baru saja menyepakati rancangan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara untuk disahkan menjadi undang-undang di rapat paripurna. Revisi undang-undang ini akan membuat pemerintah ke depan lebih fleksibel dalam menentukan jumlah instansi dan kementerian.
Sementara itu komposisi kabinet Prabowo sudah mulai menjadi perbincangan. Ada sinyal dari Partai Gerindra, bahwa kabinet akan diisi para ahli. Tapi Prabowo sendiri yang menunjukkan sinyal politik akomodatif yang kuat.
Ketua Dewan Pembina Forum Masyarakat Indonesia Emas (Formas), Hashim Djojohadikusumo yang juga Wakil Ketua Pembina Partai Gerindra menyatakan bahwa akan ada empat menteri lulusan SMA Taruna Nusantara di dalam kabinet Prabowo-Gibran.
Ada banyak nama politisi yang merupakan lulusan SMA Taruna Nusantara. Di antaranya Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Bocoran Hashim soal profil kabinet ini, memicu perbincangan akan seperti apa kabinet di bawah pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang.
Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengingatkan kepada presiden terpilih Prabowo Subianto untuk memilih figur yang menguasai bidangnya. Menurut JK, Prabowo juga mesti memilih kalangan profesional yang bisa saja dicari di kalangan figur partai politik.
Sejalan dengan pendapat Jusuf Kalla, Sekjen partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan bahwa nantinya kabinet Prabowo-Gibran akan diisi oleh orang-orang yang ahli di bidangnya.
Dalam beberapa kali kesempatan, presiden terpilih Prabowo Subianto mengisyaratkan akan merangkul sebanyak mungkin kekuatan politik masuk kabinet. Sejauh ini dari partai-partai yang masuk parlemen, hanya PDIP yang belum menyatakan akan menjadi bagian pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun dari perkembangan terbaru Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dijadwalkan akan bertemu presiden terpilih Prabowo Subianto.
Pengamat politik Ujang Komarudin menyebut pertemuan Prabowo dengan Megawati menjelang pelantikan adalah pertemuan yang positif dan bagus. Menurut Ujang, ada kemungkinan PDIP masuk pemerintah Prabowo-Gibran.
Saat ini masih harus ditunggu, apakah pertemuan antara Prabowo dan Megawati benar-benar akan terjadi? Dan bila pertemuan terjadi, apakah akan ada keputusan untuk melibatkan PDIP di pemerintahan mendatang?