Kehadiran berbagai platform digital dan perekonomian online telah mengubah dengan cepat perilaku dan strategi pemasaran yang makin masif. Bahkan transformasi digital disebut-sebut sebagai masa depan ekonomi dan bisnis.
Tidak ada pilihan lain para pelaku bisnis, termasuk pula UMKM mau tidak mau harus beradaptasi dengan kehadiran digitalisasi perdagangan, yang kian global. Mulai dari jual beli di platform online, hingga live streaming.
Hal ini pula yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya di Festival Ekonomi Digital Indonesia (FEKDI) 2024 pada Kamis, 1 Agustus 2024. Presiden meminta agar UMKM menggunakan cara-cara baru untuk mempromosikan produk agar lebih banyak di lirik pasar seperti menggunakan
artificial intelligence (AI).
“Ini akan menjadi potensi bisnis ke depan, komoditi seperti busana dan produk dalam negeri perlu ditransformasi ke bentuk-bentuk digital. Dipasarkan secara digital lewat AI, lewat etalase-etalase digital, agar nanti bisa langsung dibeli secara digital, dan menggunakan juga pembayaran digital. Bayangkan jika produk UMKM kita bisa seperti ini,”ungkap Jokowi.
Jokowi berharap dengan jumlah UMKM Indonesia yang sangat besar, UMKM dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi negara. “Karena jumlah UMKM kita sangat besar, ada 64 juta, tentu digitalisasi UMKM ini akan mendongrak pertumbuhan ekonomi digital dan pembayaran digital kita,” jelas Jokowi.
Selain itu, nilai ekonomi digital di Indonesia di tahun 2030 mencapai Rp5.800 triliun. Jumlah itu tumbuh empat kali lipat daripada saat ini. Potensi ini bisa dimanfaatkan oleh usaha kecil menengah Indonesia.
“Saya sudah berulang kali menyampaikan soal potensi peluang digital Indonesia ke depan. Ekonomi digital akan tumbuh empat kali lipat pada 2030 mencapai 210 sampai USD 360 milyar atau kalau dirupiahkan bisa di angka Rp5.800 triliun. Pembayaran digital juga tumbuh 2,5 kali lipat di tahun 2030 mencapai USD760 milyar atau kalau dirupiahkan Rp12.300 triliun. Sebuah angka yang sangat besar sekali,” pungkas Jokowi.