Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto akan menelusuri penyebab terjadinya dugaan kebocoran data 6 juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan memanggil Dierktorat Jenderal (Dirjen) Pajak, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), hingga Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo). Hadi menyoroti kemungkinan bahwa sebagian data NPWP tidak disimpan di sistem yang tepat.
“Saya akan panggil Dirjen Pajak, kemudian dari BSSN, termasuk Kominfo untuk kita evaluasi permasalahannya apa secara detail. Supaya tidak terjadi hal serupa,” kata Hadi dalam keterangannya, Senin, 23 September 2024.
Pemanggilan tersebut menurut rencana akan dilakukan pada Jumat, 27 September 2024. Pertemuan tersebut diharapkan akan mengungkap penyebab kebocoran data pekan ini.
“Kami akan menelusuri apakah Dirjen Pajak juga pada waktu itu memang tidak sebagai bagian dari yang menyimpan datanya di
PDNS 2, dan apa kira-kira kelemahan sehingga bisa terjadi hal seperti itu, kami akan jelaskan penyebab kebocorannya setelah memanggil Dirjen Pajak,” pungkas Hadi.
Sebagaimana diketahui, Hacker Bjorka beraksi kembali dengan membocorkan jutaan data Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan. Setidaknya ada 6 juta data Nomor Induk Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang dibocorkan dan dijual Bjorka, di Bridge Forums. Dari jutaan data tersebut, tampak diantaranya milik
Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.
Pakar keamanan siber Pratama Persada mengatakan data yang dijual oleh Bjorka kemungkinan valid. “Kami mencoba melakukan
checking karena yang ditaruh di nomor satu adalah datanya Pak Jokowi. Sayangnya itu sudah tidak valid, mungkin telah diubah. Namun data milik Kaesang dan Gibran masih valid ketika kami cek di Dirjen Pajak,” ungkap Pratama dalam tayangan
Metro Hari Ini, Metro TV, Kamis, 19 September 2024.
Dalam sampel data yang dibuka oleh Bjorka, ada 10 nama teratas merupakan nama-nama orang terkenal di Indonesia. Menurut Pratama, si peretas memahami siapa pejabat-pejabat tinggi di Indonesia.
Nama-nama pejabat dan publik figur yang terdapat dalam sampel data curian Bjorka adalah berikut,
- Joko Widodo
- Gibran Rakabuming Raka
- Kaesang Pangarep
- Budi Arie Setiadi
- Sri Mulrani Indrawati
- Yustinus Prastowo
- Pratikno
- Erick Thohir
- Muhadjir Effendy
- Yaqut Cholil Qoumas
- Zulkifli Hasan
- Hadi Tjahjanto
- Airlangga Hartanto
Data tersebut dijual Bjorka senilai USD10 ribu atau Rp150 juta. Menurut Pratama, peretas menjual data rahasia tersebut dengan harga murah agar banyak yang membeli.