Genderang Perang Prabowo Lawan Kemiskinan

23 October 2024 13:00

Sikap Presiden Prabowo Subianto terhadap kemiskinan langsung menyala saat pidato perdana presiden saat pelantikan. Presiden menyoroti warga yang hidupnya masih miskin, anak-anak yang tidak sarapan sebelum sekolah, sampai yang tidak punya pakaian.

"Kita masih melihat sebagian saudara-saudara kita yang belum menikmati hasil kemerdekaan. Terlalu banyak saudara-saudara kita yang berada di bawah garis kemiskinan," tutur Prabowo pda Minggu, 20 Oktober 2024.
 

Baca: Mentan Amran Targetkan Swasembada Pangan Kurang dari 4 Tahun

Prabowo mengingatkan tentang ekonomi Indonesia yang menguat namun banyak yang masih berda di bawah garis kemiskinan. Badan Pusat Statistik (BPS) merangkum tren kemiskinan dalam lima tahun terakhir dimana nilai kemiskinan sempat meningkat dari tahun 2019 hingga 2021 dari 25,14 hingga memuncak di 27,54 juta jiwa. Hal ini diduga pengaruh dari pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Meski angka kemiskinan menurun pada 2023 menjadi 25,9 juta jiwa, Prabowo dinilai tidak puas akan hal tersebut. Prabowo membentuk tim khusus mengurusi kemiskinan. Mandat ini diberikan kepada Budiman Sudjatmiko dengan jabatan Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan.
 
Baca: Bedah Editorial MI: Target Ambisius Swasembada

Budiman memiliki dua tugas utama yaitu menyusun rencana induk pengentasan kemiskinan di kementerian atau lembaga, dan mengkoordinasikan aktivitas pengentasan kemiskinan di kementerian atau lembaga. Selain pembentukan badan tersebut, Prabowo juga menargetkan Indonesia swasembada pangan dalam waktu dekat.

"Saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh bergantung dari sumber makanan dari luar," kata Prabowo.

Hal ini mengingat Indonesia mengimpor cukup banyak bahan pangan pokok. Dari Januari hingga Agustus 2024, negara telah mengimpor 3,05 juta ton beras, 3,38 juta ton gula, dan 8,44 juta ton gandum. Nilai impor beras tersebut seharga USD1,91 miliar dan sebagian besar diimpor dari Thailand.

Dalam Asta Cita, terdapat beberapa program untuk mewujudkan swasembada pangan di antaranya food estate berkelanjutan,  juta hektare luas panen, reformasi agraria, revitalisasi hutan rusak, dan digital farming.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)