Indonesia Menang Sengketa Sawit di WTO

17 January 2025 22:34

Indonesia memenangkan sengketa dagang atas diskriminasi Uni Eropa terhadap kelapa sawit RI di Badan Penyelesaian Sengketa Organisasi Perdagangan Dunia (DBS WTO). DBS WTO menyatakan Uni Eropa memberikan perlakuan kurang menguntungkan terhadap biofuel berbahan kelapa sawit dibandingkan produk serupa dari Uni Eropa, seperti rapeseed dan bunga matahari.

Uni Eropa juga membedakan perlakuan dengan memberikan keuntungan lebih kepada produk sejenis yang diimpor dari negara lain, seperti kedelai. Untuk itu, Uni Eropa diwajibkan menyesuaikan kebijakan di dalam Delegated Regulation yang dianggap melanggar aturan WTO.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan kemenangan Indonesia ini menjadi bukti biodiesel berbasis minyak kelapa sawit diakui dunia. Airlangga juga menyebut kemenangan ini merupakan hasil dari perjalanan panjang melawan diskriminasi Uni Eropa terhadap komoditas kelapa sawit.

"Kita menang di WTO untuk kelapa sawit. Jadi itu satu hal yang membuktikan bahwa dalam kasus kelapa sawit dan biodiesel diakui Eropa melakukan diskriminasi terhadap Indonesia dan kewenangan ini merupakan bukti bahwa negara Indonesia bisa fight dan kita bisa menang," kata Airlangga.
 

Baca juga: Keputusan WTO Diharap Jadi Pijakan Penyelesaian IEU-CEPA

Lebih lanjut, Airlangga juga menyebutkan keputusan tersebut tentu akan berdampak pada kebijakan yang diambil Uni Eropa yakni European Union Deforestation Regulation (EUDR), di mana sebelumnya Uni Eropa secara resmi mengadopsi proposal penundaan implementasi EUDR selama satu tahun hingga 30 Desember 2025 mendatang yang mengindikasi ketidaksiapan Uni Eropa.

"Keputusan WTO tersebut tentu tambahan kekuatan bagi Indonesia yang tengah berupaya menentang kebijakan EUDR. Indonesia akan terus menentang kebijakan yang bersifat diskriminatif dan tidak pro rakyat, terlebih mempertimbangkan terdapat lebih dari 41 persen penggarap kebun kelapa sawit di Indonesia merupakan pekebun rakyat," jelas Airlangga.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)