Masyarakat Diimbau Waspadai Penyakit Kelainan Darah Thalasemia

20 January 2025 19:06

Penyakit kelainan darah thalasemia perlu diwaspadai karena angkanya semakin tinggi di Indonesia. Penderita Thalasemia diharuskan menerima transfusi darah seumur hidup. Penyakit thalasemia terdengar tidak familiar namun justru mematikan. Bahkan para penderitanya diharuskan untuk melakukan transfusi darah seumur hidupnya.

Penyakit thalasemia merupakan kelainan darah akibat kelainan genetik yang diturunkan dari kedua orang tuanya. Gejala awal yang dirasakan oleh penderitanya beragam, mulai dari cepat lelah, mudah mengantuk, hingga sesak nafas.

Penderita thalasemia di Indonesia dari tahun ke tahun jumlahnya semakin bertambah. Bahkan data terakhir menunjukkan penderita Thalasemia di Indonesia berjumlah lebih dari 11 ribu.

Jawa Barat menjadi provinsi penderita thalasemia terbanyak di Indonesia. Seorang ibu di Depok ungkap kesedihannya saat mengetahui ketiga anaknya didiagnosa terkenap penyakit thalasemia.
 

Baca: Masih Jadi Penyebab Kematian Nomor Satu, Masyarakat Mesti Waspada Stroke

Meski begitu dirinya terus bertahan dan rutin mengajak anaknya untuk melakukan transfusi darah di rumah sakit.

"Hancur banget itu, saat kami dari rumah sakit yang pertama kita dikonsulkan ke dokter hematologi dokter darah itu kita dikonsulkan langsung ke proflia, ternyata  positif akhirnya kita diberitahu pahitnya katanya usia sekian biasanya ada anak yang tidak bertahan," tutur Heni selaku keluarga penyintas thalasemia.

Pegiat thalasemia sekaligus pendiri Yayasan Bentang Harapan Yohana Elisabeth mengungkapkan bahwa tidak ada cara lain untuk memutus rantai thalasemia. Sehingga selain mencegah terjadinya pernikahan antara sesama pengidap thalasemia.

Yohana bersama yayasannya rutin melakukan edukasi ke sejumlah tempat agar masyarakat lebih sadar akan bahaya penyakit thalasemia.

"Kalau saya thalasemia minor bertemu dengan pasangan yang tidak ada minor, sehat, normal itu anaknya tidak akan menderita thalasemia. Konfliknya adalah minor bertemu minor. Itu saja," tutur Yohana.

"Thalasemia itu adalah nomor lima penyedot dana BPJS. Jumlahnya sedikit 12 ribu tapi kalau dibagi per orang dia jadi nomor satu sebetulnya. Angka ini terus naik. Tidak signifikan tetapi terus naik. Kala tren ini meningkat artinya dana yang tersedot semakin banyak. Kalau ini bisa ditekan kan lebih baik," tambahnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)