Sengkarut Masalah Harga Beras

16 March 2024 22:26

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dicecar anggota Komisi VI DPR terkait melambung tingginya harga beras dan alasan pemerintah mengenai hal tersebut yang dinilai membodohi rakyat. Para anggota DPR menilai, alasan Mendag yang selalu menyalahkan El Nino saat terjadi kenaikan harga beras dianggap pembodohan, karena di beberapa negara tetangga yang juga terkena El Nino, harga berasnya tetap stabil. 

Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP Evita Nursanty mencecar Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan terkait masalah beras. Ia merasa sikap pemerintah seakan membodohi masyarakat saat ini. 

"Tadi katanya (kebijakan impor beras) salah El Nino. Kenapa harga beras di Singapur dan Malaysia stabil? Kita jangan dibodoh-bodohi semuanya dengan alasan El Nino," ujar Evita dalam rapat kerja bersama Kemendag di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu 13 Maret 2024. 

Evita juga mempertanyakan alasan carut marut harga beras hanya terjadi di Indonesia. Pemerintah, kata Evita, saat ini kurang dapat mengantisipasi harga beras yang melambung tinggi. Pemerintah cenderung hanya menjadi pemadam kebakaran dengan melakukan langkah-langkah penyelesaian sesaat, sehingga permasalahan serupa terus-menerus berulang. 

"Kita jangan seperti pemadam kebakaran, hanya kalau ada kebakaran kita padamkan apinya dengan pasar murah, cari ini cari ini, tapi permasalahan dari mana datangnya api itu tidak pernah kita cari, ya akan berulang-ulang terus Pak," tegas Evita.  

Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP Mufti Anam turut mempertanyakan peran Bulog karena harga pokok penjualan gabah di tingkat petani masih murah, padahal harga beras mahal.

"Rakyat kita menjerit, Pak. Mereka bilang bahwa harga mahal beras di toko-toko, di pasar-pasar, tapi gabah Kami dibeli paling mahal Rp5 ribu. Apa gunanya Bulog, Pak?" ungkap Mufti dengan nada tinggi.

Zulhas pun menjelaskan faktor yang mempengaruhi kenaikan harga beras, salah satunya dampak el-nino, yang membuat musim tanam bergeser dan panen menjadi mundur.

"Akibat musim tanam yang bergeser itu, maka beras lokal (stoknya) ya kurang, Pak," jelas Zulhas.

Sementara itu, menjawab pertanyaan terkait permasalahan beras bantuan sosial atau bansos yang dibagikan pemerintah selama Pemilu 2024 dan sempat memicu polemik, Zulhas mengatakan, bahwa beras bansos diberikan karena ada kejadian luar biasa.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Sofia Zakiah)