Indonesia dan Norwegia membuat program kerja sama melalui partnership in support of Indonesia's effort to reduce green house gas emission from forestry and other land use yang diimplementasikan dalam kegiatan Volu Norway Contribution Phase One atau Volu NC1. Dukungan Pemerintah Norwegia kepada Pemerintah Indonesia ini diberikan karena melihat keberhasilan Indonesia dalam upaya menurunkan emisi karbon dan deforestasi secara signifikan.
Program kerja sama Indonesia dan Norwegia ini salah satunya ditujukan untuk rehabilitasi hutan dan lahan. Melalui program kerja sama kedua ini, Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp38,19 miliar dengan target penanaman seluas 1.724 hektare. Mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengungkapkan pelaksanaan program di Kalimantan Selatan ini menunjukkan hasil yang mengesankan karena masyarakat ikut berpartisipasi aktif dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan.
"Yang paling penting adalah berapa luasan yang dihasilkan dari penanaman itu, oleh karena itu beliau mengatakan bahwa segala penanaman itu harus dimulai dari pembibitan. Sekarang KLHK terbilang ada 54 pembibitan namanya persemayan permanen ada di tiap Provinsi, Pemda Provinsi juga Dinas Kehutanan punya juga, persemaian desa ada juga, kebun bibit rakyat juga ada, tapi kecil-kecil ada yang 10 ribu ada yang 100 ribu ada yang 2 juta, terus beliau mengatakan bagaimana mengontrolnya bahwa pohonnya sudah ditanam? Jadi ada
exercise berpikir yang saya melihatnya dari catatan kritis kemudian menjadi proses
evolusionary dari suatu kebijakan dan ini sangat menarik," kata Siti Nurbaya.
Duta Besar Norwegia Rut Krüger Giverin turut mengapresiasi upaya masyarakat di Kalimantan Selatan yang tergabung dalam kelompok tani hutan, salah satunya adalah kelompok tani hutan Berkat Sulasih yang ada di Desa Sungai Arfad, Kecamatan Karang Intan. Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Bersama pemerintah daerah Kalimantan Selatan kelompok tani hutan ini mampu mengimplementasikan program rehabilitasi hutan dan lahan dengan pola
agroforestry yang ditargetkan ditanam di lahan seluas 70 hektare.
"Pada 2022 Norwegia menjalin kemitraan dengan pemerintah Indonesia, dalam hal ini
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mendukung pelaksanaan program Volu Nexing 2030. Program tersebut dilakukan sebagai upaya dalam menurunkan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan lahan," tutur Rüt.
Dalam kegiatan kerja sama ini mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya didampingi Duta Besar Rüt melakukan penanaman bersama. Ada berbagai jenis bibit tanaman yang sediakan untuk program ini, di antaranya adalah bibit tanaman durian, petai, jengkol, dan alpukat. Selain kegiatan penanaman bibit pohon juga dilakukan dialog bersama lima kelompok tani hutan di Kalimantan Selatan pada Senin, 14 Oktober 2024 lalu.