Awas, Rupiah Terancam Dihantam Konflik Iran vs Israel

18 April 2024 17:18

Potensi naiknya harga minyak mentah dunia akibat konflik geopolitik di Timur Tengah juga memicu kekhawatiran akan kenaikan laju inflasi di sejumlah negara, salah satunya di Amerika Serikat. Bila laju inflasi di Amerika masih tinggi kecil kemungkinan bank sentral Amerika Serikat, The Fed, akan menurunkan tingkat suku bungannya yang membuat indeks dolar menguat dan semakin menekan mata uang dunia, termasuk rupiah.

Pada Kamis 18 April 2024 pagi, tercatat nilai tukar rupiah ada di level 16.173 per dolar Amerika menguat tipis 0,29%. Nilai tukar rupiah tercatat menembus 16.000 per dolar sejak pembukaan perdagangan pasca libur panjang Lebaran.

Meski demikian Bank Indonesia memastikan perekonomian domestik dalam kondisi baik dan pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen negatif dari situasi ekonomi dan politik global. Salah satunya dipicu oleh tingginya suku bunga bank sentral Amerika Serikat yang didorong oleh tekanan untuk menurunkan laju inflasi di Amerika Serikat.
 

Baca juga: 

Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat Hadapi Krisis Timur Tengah


Pada periode Maret 2024, tingkat inflasi tahunan di Amerika Serikat mencapai 3,5% masih di atas proyeksi pasar yang berharap inflasi Amerika bisa melandai ke 3,4%. Namun tetap masih jauh dari target bank sentral Amerika Serikat, The Fed, di bawah 2%. 

Dengan tingginya laju inflasi di Amerika Serikat, pasar pun memprediksi The Fed belum akan menurunkan suku bunganya dan masih akan tetap mempertahankannya di rentang 5,25 hingga 5,5% setidaknya hingga September 2024.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)