Rupiah Perkasa Pagi Ini

Penutupan Perdagangan, Rupiah Melemah Tipis

Mata uang rupiah melemah tipis pada penutupan perdagangan hari ini. Rupiah melemah setelah proyeksi inflasi naik pada akhir tahun ini.

Rupiah Kamis Pagi Tergelincir ke Rp15.540/USD

Rupiah Melemah ke Rp15.505/USD

Mata uang rupiah melemah lagi pada penutupan perdagangan hari ini. Rupiah melemah setelah dolar AS alami rebound seiring dengan kenaikan imbal hasil treasury AS.
 

Rupiah Selasa Pagi Ambruk ke Rp15.511/USD

Sukses Gilas Dolar AS di Awal Pekan, Rupiah Ditutup di Rp15.463/USD

Rupiah Senin Pagi Menguat ke Rp15.435/USD

Prediksi Rupiah Sepekan Mendatang, Bakal Tertekan

Rupiah Berbalik Menguat 0,16%

Mata uang rupiah berbalik menguat pada penutupan perdagangan hari ini. Setelah dibuka melemah sentimen dari kekuatan ekonomi Indonesia mendorong laju rupiah.  
 

Rupiah Ditutup Melemah 0,75%

Rupiah Menguat ke Level Rp15.300/USD

Perdagangan Pagi, Rupiah Langsung Menguat 0,38%

Mata uang rupiah naik pada pembukaan perdagangan hari ini. Mata uang rupiah naik setelah potensi penurunan suku bunga The Fed semakin kencang.
 

Rupiah Mempertahankan Penguatannya Menuju Rp15.435/USD

Imbas Dolar AS Melemah, Rupiah Menguat Tipis

Mata uang rupiah menguat tipis pada perdagangan hari ini. Mata uang rupiah naik setelah data-data ekonomi Paman Sam yang suram memperlemah laju dolar AS.

Rupiah Terus Menguat ke Level Rp15.494/USD

Rupiah Menguat di Awal Pekan di Level Rp15.535/USD

Rupiah Ditutup Melemah 0,08%

Mata uang rupiah melemah pada penutupan perdagangan hari ini. Rupiah melemah setelah The fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga lagi pada akhir tahun.

Perdagangan Pagi, Rupiah Melemah 0,21%

Mata uang rupiah melemah tipis pada pembukaan perdagangan hari ini. Mata uang rupiah melemah dengan sentimen penurunan suku bunga yang semakin jauh dengan inflasi Amerika Serikat (AS) yang masih di atas target The Fed.

Rupiah Menguat Usai Rilis BI Tahan Suku Bunga

Rupiah Merosot 135 Poin pada Penutupan Perdagangan Hari Ini

Penguatan Rupiah Tidak Sekencang Kemarin, Parkir di Rp15.440/USD

Rupiah Kian Strong ke Level Rp15.445/USD

Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Fluktuatif

Pada perdagangan awal pekan, nilai tukar rupiah diprediksi bergerak fluktuatif karena menunggu kebijakan Bank Sentral Tiongkok. Nilai tukar rupiah tercatat menguat 0,40% di level 15.492 per dolar Amerika, Senin (20/11/2023).

Pergerakan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh tingkat inflasi Amerika yang masih lebih rendah dari perkiraan, sehingga data tersebut memicu meningkatnya spekulasi The Fed telah selesai menaikan suku bunga dan mungkin memangkas suku bunga pada pertengahan tahun 2024.

Selain itu, indeks dolar pada pagi ini terkoreksi 0,09% ke level 103, sedangkan pada pekan lalu indeks dolar tercatat turun hingga 1,55. Meski demikian, nilai tukar rupiah diprediksi bergerak fluktuatif karena pasar tertuju pada Bank Rakyat Tiongkok (PBOC)yang akan memutuskan kebijakan suku bunga acuan pinjaman utama.

Rupiah Menguat Kembali di Bawah Rp15.500/USD

Penutupan Perdagangan Akhir Pekan, Rupiah Menguat 0,40%

Mata uang rupiah ditutup menguat pada akhir pekan ini. Rupiah menguat karena tekanan kenaikan suku bunga mereda dengan data terbaru dari paman sam yang menggambarkan lemahnya ekonomi.

Jebloknya Data AS Bantu Rupiah Naik 0,41%

Mata uang rupiah melemah pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah menguat setelah laju Dolar AS tertahan dengan data negatif dari paman sam.

Sesuai Rencana, Utang Pemerintah Didominasi Rupiah

Rupiah Kembali Ambruk ke Level Rp15.554/USD

Jaga Psikologi Pasar, BI Jaga Volatilitas Nilai Tukar Rupiah

Jakarta: Bank Indonesia (BI) terus berkomitmen menjaga volatilitas nilai tukar Rupiah agar tetap manageable di tengah ketidakpastian pasar keuangan. Adapun volatilitas rupiah tercatat 8,59 persen sepanjang tahun.

Direktur Departemen Pengelolaan Moneter BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan, volatilitas rupiah lebih rendah dibandingkan mata uang negara lainnya, seperti Won Korea Selatan tercatat 13,52 persen dan Ringgit Malaysia sebesar 9,77% persen.

Meskipun volatilitas nilai tukar Rupiah lebih rendah, BI berkomitmen untuk terus menurunkan volatilitas. Hal ini perlu dijaga, sehingga tidak terjadi penguatan atau pelemahan secara tajam yang mengakibatkan kepanikan pasar.

Hal tersebut juga mempertimbangkan kepentingan dari eksportir dan importir. 

Dia juga menjelaskan ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam menjaga volatilitas Rupiah, seperti dinamika perekonomian di Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Tiongkok. Begitu juga tensi geopolitik baik di Rusia-Ukraina maupun Israel-Hamas.

Setelah Rilis Surplus Perdagangan, Rupiah Melemah 0,37%

Rupiah melemah pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah melemah setelah data-data positif AS bermunculan sehabis data inflasi AS yang dibawah perkiraan analis.