Penutupan Perdagangan, Rupiah Melemah Tipis

Mata uang rupiah melemah tipis pada penutupan perdagangan hari ini. Rupiah melemah setelah proyeksi inflasi naik pada akhir tahun ini.

Prediksi Rupiah Sepekan Mendatang, Bakal Tertekan

Rupiah Ditutup Melemah 0,75%

Perdagangan Pagi, Rupiah Langsung Menguat 0,38%

Mata uang rupiah naik pada pembukaan perdagangan hari ini. Mata uang rupiah naik setelah potensi penurunan suku bunga The Fed semakin kencang.
 

Rupiah Ditutup Melemah 0,08%

Mata uang rupiah melemah pada penutupan perdagangan hari ini. Rupiah melemah setelah The fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga lagi pada akhir tahun.

Rupiah Melemah Lagi, Tembus ke Rp15.612/USD

Mata uang rupiah melemah lagi pada pembukaan perdagangan hari ini. Mata uang rupiah tertekan dengan data klaim awal tunjangan pengangguran paman sam yang di atas ekspektasi.
 

Rupiah Merosot 135 Poin pada Penutupan Perdagangan Hari Ini

Rupiah Kembali Ambruk ke Level Rp15.554/USD

Setelah Rilis Surplus Perdagangan, Rupiah Melemah 0,37%

Rupiah melemah pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah melemah setelah data-data positif AS bermunculan sehabis data inflasi AS yang dibawah perkiraan analis.
 

Rupiah Dibuka Melemah 0,14%

Mata uang rupiah dibuka melemah terhadap mata uang Paman Sam. Rupiah melemah tipis seiring dengan aksi pelaku pasar yang menunggu data inflasi teranyar.

Awali Pekan, Rupiah Melemah Tipis

Rupiah Ditutup Melemah Tipis

Rupiah Dibuka Melemah 0,12%

Mata uang rupiah dibuka melemah pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah melemah di tengah membesarnya peluang penurunan suku bunga The Fed pada tahun depan.

Rupiah Balik Arah Melemah pada Penutupan Perdagangan Sore Ini

Rupiah Ambruk Lagi

Rupiah Ditutup Melemah 0,32%

Rupiah Dibuka Melemah 0,19%

Mata uang rupiah melemah lagi pada pembukaan perdagangan hari ini. Mata uang rupiah melemah jelang rapat The Fed yang membahas kenaikan suku bunga.

Anjlok Lagi, Kurs Rupiah Parkir di Rp15.938/USD

Rupiah Lanjut Melemah Menuju Rp15.914/USD

Rupiah Tertekan Laju Dolar AS yang Strong Gegara Data Manufaktur AS

Sri Mulyani Ungkap Penyebab Dolar AS Menguat

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan soal penyebab menguatnya nilai tukar dolar AS hingga mencapai level Rp15.930. Hal itu disampaikan usai melakukan rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin 23 Oktober 2023. 

Sri Mulyani mengatakan, dolar AS menguat pesat secara global di luar prediksi BI, karena didukung oleh kebijakan kenaikan suku bunga tinggi yang terjadi dalam waktu lama di AS. 

Menurutnya, kebijakan suku bunga higher-for-longer yang dipraktikkan Bank Sentral The Federal Reserve membuat banyak arus modal kembali masuk ke AS.

Sri Mulyani mengatakan, Komite Stabilitas Sistem Keuangan akan terus melakukan sinkronisasi kebijakan moneter dan fiskal. Pihak Kemenkeu juga akan memantau ketat dampak nilai tukar terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Pemerintah Siaga Pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS

Rupiah Menuju Rp16 Ribu/USD, Kenaikan Suku Bunga BI Belum Berdampak?

Kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang mengejutkan pada pekan lalu gagal membendung pelemahan nilai tukar rupiah pada hari ini.

Rupiah Melemah Terhadap IHSG

Nilai tukar rupiah kembali melemah meskipun Bank Indonesia telah menaikan suku bunga 0,25 persen ke level 6 persen. Langkah tersebut diambil Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah tingginya ketidakpastian global. 

Rupiah melemah 0,48 persen di level Rp15.948 per dollar AS pada Senin (23/10/2023). Pelemahan dari nilai tukar rupiah tersebut sejalan dengan pergerakan dollar AS yang menguat.

Dollar Indek menguat 0,05 persen di angka 106. Salah satunya karena The Fed yang memberikan sinyall untuk masih mempertahankan kebijakan agresif demi menurunkan inflasi.Nilai tukar rupiah kembali melemah meskipun Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga 0,25 persen ke level 6 persen. Langkah tersebut diambil Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah tingginya ketidakpastian global. 

Rupiah melemah 0,48 persen di level Rp15.948 per dollar AS pada Senin (23/10/2023). Pelemahan dari nilai tukar rupiah tersebut sejalan dengan pergerakan dollar AS yang menguat.

Dollar Indek menguat 0,05 persen di angka 106. Salah satunya karena The Fed yang memberikan sinyall untuk masih mempertahankan kebijakan agresif demi menurunkan inflasi.v

Rupiah Makin Tidak Bertenaga di Level Rp15.872,5/USD

Rupiah Melemah ke Level Rp15.845/USD

Rupiah Melemah 0,5% Menjadi Rp15.815/USD

Data Ekonomi AS Tekan Rupiah

Rupiah Melemah, Biaya Produksi Naik?

Nilai tukar Rupiah sudah hampir menyentuh level Rp15.700 per US Dollar. Lebih tinggi Rp1.000 dari asusmi APBN 2023 yaitu sebesar Rp14.700 per US Dollar.

Menanggapi hal tersebut, Waketum Kadin Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang mengatakan jika pelemahan rupiah semakin berkepanjangan maka akan berdampak terhadap biaya produksi. 

"Kalau kita lihat, pelemahan ini semakin berkepanjangan otomatis akan berdampak terhadap biaya produksi dalam hal ini," kata Waketum Kadin Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang.

Menurut Sarman, sektor yang paling terdampak dari menguatnya dolar yaitu sektor yang masih bergantung dengan bahan baku impor, seperti industri tekstil dan industri makanan hingga pengrajin tempe. 

"Tentu yang pertama (terdampak) adalah sektor-sektor yang sampai saat ini banyak tergantung terhadap bahan-bahan baku impor. Katakanlah seperti Industri makanan dan minuman, Industri padat karya seperti tekstil, karpet, alas kaki dan termasuk pengrajin tempe," ucap Sarman Simanjorang.

Rupiah Kembali Dibuka Melemah

Nilai tukar rupiah dibuka kembali melemah di pembukaan perdagangan, Senin (9/10/2023). Rupiah melemah di level 15.654 per dolar Amerika serikat atau melemah 0,32% dibandingkan penutupan perdagangan pada pekan lalu.

Pergerakan nilai tukar rupiah tersebut terus menunjukan pelemahan dan diprediksi akan menekan kinerja dari emiten atau sektor usaha yang berbasis impor. 

Selain itu, tren penguatan indeks dolar uga diprediksi masih akan terus terjadi karena pasar masih diprediksi meningkatkan suku bunga Bank Central Amerika Serikat yang didorong oleh potensi tingginya inflasi Amerika Serikat yang datanya akan dirilis pada Rabu depan.