Jakarta: Timor-Leste sukses menjadi bagian dari Association of South East Asian Nations (ASEAN) pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia pada 26-28 Oktober 2025 lalu. Perjalanan Timor-Leste menjadi anggota ke-11 ASEAN memiliki sejarah yang cukup panjang sekitar dua dekade.
Setelah merdeka pada 20 Mei 2002, Timor-Leste diakui sebagai pengamat (observer) di ASEAN. Pada 2011, Timor-Leste secara resmi mengajukan pemohonan untuk menjadi anggota penuh ASEAN.
Pada 2011-2025, pemerintah Timor-Leste gencar memenuhi persyaratan administratif yang salah satunya harus membuka kedutaan besar di semua negara anggota dan meratifikasi instrument hukum ASEAN. Timor-Leste akhirnya sukses mendirikan seluruh kedutaan besar di setiap negara ASEAN pada 2015.
Wakil Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Timor-Leste tahun 2016 H.E. Roberto Sarmento de Oliveira menyebut masuknya
Timor-Leste menjadi anggota ASEAN hanya menyoal waktu. Ia juga menyatakan kalau negara-negara ASEAN adalah saudara-saudari Timor Leste.
Selanjutnya, pada KTT ke-40 dan ke-41 pada 10-13 November 2022, di Phnom Penh,
Timor-Leste diberikan status pengamat penuh (full observer) yang memungkinkannya berpartisipasi dalam semua pertemuan ASEAN.
Setelah seluruh syarat dipenuhi. Timor-Leste dikukuhkan sebagai anggota penuh ASEAN oleh para pemimpin negara anggota pada KTT ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia.
Perjalanan
Timor-Leste menjadi anggota ASEAN bukan semudah membalikkan telapak tangan. Kapasitas negara berpenduduk 1,34 juta jiwa itu dianggap meragukan bagi Singapura. Timor-Leste sempat dianggap tidak sanggup secara ekonomi dan administratif berpartisipasi penuh dalam ASEAN.
Namun, perjuangan itu berbuah hasil. Kini Timor-Leste sesuai pernyataan Perdana Menteri Kay Rala Xanana Gusmao menyatakan akan menguatkan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam negeri dan berproses dengan penuh kerendahan hati di
ASEAN.