Di tengah keterbatasan fasilitas dan medan yang sulit, semangat pengabdian seorang guru honorer di Desa Ulu Galung, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, tak pernah surut. Adalah Sumarlin, pria yang telah lima tahun menjadi guru honorer sekaligus guru ngaji, yang setiap hari harus menempuh medan berat demi mendidik anak-anak di pelosok daerah.
Setiap hari, Sumarlin berjalan kaki dari rumah menuju tempat mengajar. Jika kondisi sungai sedang surut, ia menyeberangi aliran tersebut agar jarak tempuh hanya 1 kilometer. Namun ketika musim hujan dan sungai meluap, ia harus memutar sejauh 6 kilometer melintasi perbukitan dan jalan berbatu. Tak jarang, Sumarlin harus meminjam atau menyewa motor agar bisa tetap hadir mengajar.
"Perjuangan ini demi generasi bangsa. Nyawa sekalipun,
insyaallah akan saya pertaruhkan," ujar Sumarlin dikutip dari
Newsline, Metro TV pada Selasa, 13 Mei 2025.
Bantuan Untuk Pak Sumarlin
Donasi melalui rekening: Yayasan Benih Baik Indonesia
BCA: 867-0323-456
Mandiri: 164-00111-02227
m.benihbaik.com
Sumarlin saat ini mengajar sekitar 20 orang santri. Meski fasilitas sangat terbatas, tanpa listrik dan akses internet, ia tetap berusaha maksimal. Untuk bisa menyusun materi dan mengikuti kurikulum, ia harus pergi ke desa lain yang memiliki jaringan dan
listrik.
"Kalau ingin akses informasi atau menyiapkan bahan ajar, saya harus ke daerah lain yang ada jaringan. Tapi di tempat saya mengajar, listrik dan sinyal tidak ada sama sekali," jelasnya.
Ironisnya, hingga kini Sumarlin mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah.
"Lucu kedengarannya. Sampai sekarang, baik saya pribadi maupun masyarakat umum di Ulu Galung belum pernah mendapat sentuhan bantuan dari pemerintah daerah," ucapnya.
Dalam sehari, ongkos perjalanan bisa mencapai Rp30.000 hingga Rp50.000. Namun dengan tekad dan dedikasi tinggi, Sumarlin tetap menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Ia berharap ada bantuan berupa kendaraan roda dua agar dapat terus mengabdi dengan lebih baik.
"Harapan saya, semoga ada bantuan motor agar saya bisa lebih semangat mengajar dan mencerdaskan generasi bangsa," tutupnya.
(Tamara Sanny)