Umat Katolik Gereja Paroki Katedral Reinha Rosari menggelar misa harian dan novena Kerahiman Ilahi atas wafatnya Pemimpin Tertinggi Umat Katolik Paus Fransiskus. Digelarnya misa dan novena tersebut sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi Paus Fransiskus.
Kegiatan misa harian dan novena Kerahiman Ilahi tersebut juga disertai dengan doa khusus dari kota tua Larantuka menuju Roma. Ratusan umat dan puluhan imam menghadiri misa yang dipimpin langsung oleh Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung.
Dalam pesan pastoralnya, Uskup menyampaikan ajakan kepada seluruh imam, biarawan, biarawati, serta umat Katolik di wilayah Keuskupan Larantuka untuk menyampaikan duka yang tulus atas berpulangnya Paus Fransiskus. Dia telah memberikan teladan besar dalam kesederhanaan, kerendahan hati, dan cinta kasih kepada sesama.
Di sisi lain, Uskup juga menyampaikan rasa syukur bahwa Paus Fransiskus wafat bertepatan dalam suasana Paskah. Hal ini menjadi momen sakral kebangkitan
Kristus yang penuh harapan dan kemenangan atas kematian.
Duka juga dirasakan oleh para calon imam di Seminari Santo Yohanes Berkmans Todabelu, Mataloko. Para seminaris menggelar doa bersama yang dipimpin oleh salah seorang dari mereka dan didampingi oleh frater pembina Sirilus Lewan, di kapela seminari. Di hadapan altar, terpajang foto Paus Fransiskus yang tersenyum sambil melambaikan tangan, sebuah simbol kehangatan dan kasih.
Bagi para seminaris, sosok Paus Fransiskus bukan hanya pemimpin Gereja, tapi juga panutan hidup. Kepemimpinan beliau yang selalu berpihak kepada kaum miskin, marginal, serta seruannya tentang keadilan sosial dan perlindungan lingkungan menjadi warisan spiritual yang menginspirasi.
Wafatnya Paus Fransiskus menjadi kehilangan besar bagi umat Katolik di seluruh dunia. Namun, semangat dan keteladanannya akan terus hidup dalam hati umat yang mencintainya.
(Tamara Sanny)