Polri Pulihkan Mental Anak Korban Bencana di Tapanuli Utara Lewat Trauma Healing

Musibah banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah Sumatra Utara dan Aceh masih menyisakan duka mendalam. Di Tapanuli Utara, ribuan warga masih bertahan di posko pengungsian, sementara di Aceh Tengah dan Bener Meriah, sebagian besar warga masih terisolir akibat akses jalan yang terputus. Upaya pemulihan psikologis bagi anak-anak korban bencana menjadi fokus utama, di samping penyaluran bantuan logistik yang terus diupayakan.

Pengungsi Bencana di Tapanuli Utara Terima Trauma Healing

Ribuan warga terdampak parah longsor dan banjir Tapanuli Utara memaksa mereka tidur di posko-posko pengungsian yang didirikan di desa mereka. Kondisi pengungsian jauh dari kata layak, mereka tidur dalam kondisi seadanya. Pengungsi sangat membutuhkan selimut serta matras, terutama bagi anak-anak.

Untuk mengatasi trauma yang dialami para pengungsi, khususnya anak-anak,  tim Biro Psikologi SSDM Polri telah diterjunkan ke lokasi. Mereka melakukan terapi bermain seperti menggambar dan mewarnai untuk menghibur anak-anak untuk mengobati trauma akibat banjir yang mereka alami. Anak-anak terlihat sangat ceria mengikuti sesi trauma healing tersebut.
 

Baca juga: Komitmen Pemerintah Atasi Bencana Sumatra

Selain itu, tim psikologi juga menggelar perayaan Natal bersama ratusan warga di Posko Sibalanga. Meskipun dalam suasana kedukaan, perayaan Natal ini berjalan dengan khidmat. Diharapkan, perayaan ini dapat memberikan semangat bagi warga terdampak, yang mayoritas beragama Nasrani, agar bencana yang menimpa mereka tidak menghilangkan makna Natal .

Penyaluran Logistik di Aceh Tengah dan Bener Meriah dengan Helikopter dan Motor Trail

Sementara itu, memasuki hari ke-11 usai banjir bandang dan longsor, proses penyaluran logistik kepada korban banjir bandang dan longsor di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah masih menghadapi tantangan berat. Sejumlah desa terpencil dan pelosok di dua kabupaten tersebut masih terisolir total akibat rusaknya infrastruktur jalan.

Kondisi geografis yang sulit dan akses darat yang terputus memaksa tim gabungan dari TNI, Polri, dan relawan mendistribusikan bantuan menggunakan helikopter, pesawat dan motor trail.