Memaknai peringatan Hari Pahlawan, KAI Daop 8 Surabaya bersama penggiat sejarah dan budaya Kota Surabaya menggelar drama teatrikal peristiwa 17 November 1945 di Stasiun Gubeng, Surabaya. Para aktor memerankan drama proses evakuasi tiga ribu korban perang untuk dibawa ke sejumlah daerah di Jawa Timur.
Kota Surabaya yang dikenal sebagai Kota Pahlawan menyimpan berbagai kisah dalam perjuangan memperebutkan kemerdekaan Republik Indonesia. Salah satunya yang terjadi pada 17 November 1945.
Pada 79 tahun lalu, para pemuda kereta api di Stasiun Gubeng berperan dalam proses evakuasi tiga ribu korban perang.
Perjuangan para pahlawan digambarkan melalui drama teatrikal yang dibawakan oleh 150 aktor dari kolaborasi KAI Daop 8 Surabaya bersama komunitas penggiat budaya, Begandring Soerabaja.
Dari sejarahnya, cerita ini diangkat berdasarkan peristiwa yang terjadi pada 17 November 1945. Tenaga kesehatan di Rumah Sakit Simpang Surabaya sudah tidak mampu untuk merawat para korban apabila masih menetap di Surabaya, sehingga meminta kepada kereta api untuk membantu proses evakuasi korban.
Sebanyak tiga ribu korban dievakuasi selama tiga hari berturut-turut dengan bayang-bayang serangan tembakan mortir dan serangan udara.
"Ada peran besar KAI Jawa Timur saat itu dalam proses evakuasi tiga ribu korban pertempuran Surabaya," kata penggiat sejarah, Zaki.
Executive Vice President Daop 8 Surabaya, Wisnu Pramudyo menyebut, hal ini dilakukan pertama kali untuk mengingat sejarah bahwa kereta api memiliki peran dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
"Ini menjadikan kita ingat pada sejarah. Karena ternyata kereta api sangat mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia di pertempuran Surabaya," kata Wisnu.
Drama teatrikal ini disambut hangat oleh para calon penumpang maupun warga Surabaya yang melintas di depan Stasiun Gubeng Surabaya.
Dengan pertunjukan ini bisa menjadi edukasi bagi anak-anak bagaimana perjuangan dan gambaran para pahlawan pada 1945 bertumpah darah memperjuangan kemerdekaan Republik Indonesia