14 November 2023 17:59
Gaza: Israel terus melancarkan serangan di sekitar Rumah Sakit (RS) Al Shifa. Hal ini memaksa ribuan orang untuk berpindah.
Mereka yang berada di wilayah utara harus mengungsi ke bagian selatan Gasa. Israel hanya memberikan waktu empat jam setiap harinya.
Sekitar dua per tiga lebih dari total 2,3 juta penduduk Gaza meninggalkan rumah mereka sejak 7 Oktober 2023. Sekitar 11 ribu lebih warga Palestina di Gaza tewas. Sebagian besar perempuan dan anak-anak. 2.700 orang masih dinyatakan hilang.
Pemberintah Israel dengan tegas menyatakan tidak akan gencatan senjata. Mereka tidak ingin gencatan senjata sampai sekitar 230 sandera tersisa dipulangkan.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, dalam pertemuan darurat di Dewan Keamanan PBB bahwa situasi di Gaza sangat mengerikan sehingga “tidak mungkin untuk digambarkan”.
“Koridor rumah sakit penuh dengan orang yang terluka, orang sakit, orang sekarat; kamar mayat meluap; Operasi tanpa anestesi,” kata Ghebreyesus.
Dalam postingan media sosial selanjutnya di X, sebelumnya Twitter, Ghebreyesus mengatakan bahwa WHO "sangat terganggu dengan laporan serangan udara di sekitar rumah sakit Al-Shifa", kompleks medis terbesar di Gaza.
“Banyak petugas kesehatan yang kami hubungi terpaksa meninggalkan rumah sakit untuk mencari keselamatan. Yang lain melaporkan tidak dapat bergerak karena ketidakamanan yang parah. Banyak dari ribuan orang yang berlindung di rumah sakit terpaksa mengungsi karena risiko keamanan, sementara itu banyak yang masih tinggal di sana."
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) memperingatkan melalui media sosial bahwa Rumah Sakit Al-Quds di Gaza berisiko ditutup karena kekurangan bahan bakar.
“Rumah Sakit Al-Quds berisiko ditutup dalam 3 jam mendatang karena menipisnya persediaan bahan bakar dan tidak datangnya bantuan,” kata PRCS di X. Postingan itu diterbitkan lebih dari tiga jam lalu.
Direktur Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Munir al-Bursh, mengumumkan bahwa kuburan massal akan digali di Rumah Sakit Al-Shifa pada hari Sabtu untuk menguburkan orang-orang yang telah terbunuh sejauh ini di rumah sakit tersebut, menurut beberapa outlet berita Palestina.
Bursh mengatakan kuburannya akan digali di halaman rumah sakit “karena kami tidak bisa keluar untuk menguburkan mereka”.