Gunung Lewotobi Laki-Laki Masih Keluarkan Abu Vulkanik Hari Ini

5 November 2024 13:23

Memasuki hari kedua erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), warga masih harus mengungsi. Sementara aktivitas erupsi gunung pun masih terus terjadi secara fluktuatif. Gunung Lewotobi Laki-laki erupsi pada Senin, 4 November 2024, dini hari.

Hingga Selasa, 5 November 2024, Gunung Lewotobi Laki-laki terus mengeluarkan abu. Warga di sekitar gunung kini berada di di tenda-tenda pengungsian. TNI Polri dan BNPB sedang  menyiapkan tenda evakuasi serta makanan kepada 600 warga pengungsi di Desa Konga.
 

Baca: Menko PMK Pratikno: 4 Bandara Tutup Akibat Erupsi Gunung Lewotobi

Akibat erupsi ini, jalur trans Maumere-Larantuka sempat tertutup pohon dan material abu vulkanik. Kini petugas telah melakukan pembersihan. Jalur darat trans Maumere-Larantuka kini kembali normal.

Sementara aktivitas penerbangan di sejumlah bandara setempat belum dapat dilakukan. Misalnya aktivitas penerbangan di Bandara Frans Seda dan Bandara Ende masih ditutup.

Desa Konga yang merupakan salah satu desa terdampak dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki menampung sejumlah 700 orang. Pengungsi di Konga dilaporkan membutuhkan matras, pakaian layak pakai, dan makanan siap saji.

Sementara itu pemerintah pusat seperti yang disampaikan Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno tengah menempuh jalur laut dan darat untuk menyalurkan bantuan bencana. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dan Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono sedang dalam perjalanan menuju lokasi bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT.

"Saat ini Pak Kepala BNPB, Pak Letjen TNI Suharyanto dan Pak Wakil Menteri Sosial itu hampir sampai di lokasi bencana. Memang akses ke sana semakin sulit. Kini ada empat bandara yang ditutup masih belum bisa beroperasional. Oleh karena itu akses ke sana harus melalui jalan laut dan darat," ucapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)