11 September 2024 11:33
Dua calon presiden Amerika Serikat Kamala Harris dan Donald Trump memiliki visi yang sangat berbeda mengenai masa depan Amerika Serikat. Ada benturan ideologi yang fundamental antara Kamala Harris dengan Donald Trump.
Kamala mewakili visi progresif yang mendukung keadilan sosial, layanan kesehatan yang komprehensif, dan tindakan iklim. Kampanye Kamala merupakan kelanjutan dari kebijakan administrasi Joe Biden dan berjanji untuk lebih memperkuat reformasi progresif.
Sementara itu, visi Donald Trump lebih fokus untuk memperjuangkan populisme konservatif, mempertahankan nilai-nilai tradisional, serta memprioritaskan kepentingan Amerika di atas pertimbangan global.
Dengan visi yang diusung tersebut, keterpilihan Kamala Harris maupun Donald Trump akan berimplikasi pada kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang pengaruhnya akan dirasakan dunia, termasuk Asia Tenggara dan Indonesia.
Dari visinya, kebijakan Kamala Harris akan mengarah pada penguatan dan perluasan komitmen kerja sama internasional. Ia juga akan melanjutkan kemitraan dengan Jepang, Australia, dan India, untuk mengimbangkan pengaruh Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik.
Hal itu dapat menguntungkan negara-negara Asia Tenggara dengan menyediakan penyangga keamanan dan mendorong stabilitas regional. Potensi investasi baru dan kolaborasi teknologi dalam proyek energi hijau juga sangat besar, termasuk di Indonesia.
Baca juga: Kecam Larangan Aborsi Trump, Harris Bertekad Pulihkan Roe v Wade |