Pemecatan pelatih kepala Tim Nasional (Timnas) sepak bola Indonesia Shin Tae-yong (STY) menyisakan tanda tanya bagi seluruh suporter timnas. Shin Tae-yong dipecat dari manajer skuad Garuda mulai Senin, 6 Januari 2025, kemarin. STY telah mengasuh skuad Garuda sejak Januari 2020 dan kontraknya baru saja diperpanjang hingga 2027.
Keputusan pemecatan STY yang diumumkan Ketua Umum PSSI Erick Thohir tampak tiba-tiba dan sontak membuat kaget publik. Padahal pada Juni 2024 lalu, PSSI baru saja memperpanjang kontrak dengan STY. Menurut Erick Thohir pertimbangan pemecatan STY sudah muncul sebelum bertanding melawan Tiongkok pada Oktober 2024 di kualifikasi Piala Dunia 2026, hanya saja PSSI menunggu waktu yang lebih tepat karena saat itu skuad Garuda masih memiliki sejumlah pertandingan.
PSSI tidak mengungkapklan alasan yang mendetail. Tetapi berdasarkan pernyataan Erick, timnas membutuhkan pelatih yang bisa mengkomunikasikan strategi kepada pemain. Erick juga mengungkap skuad membutuhkan pelatih yang dapat berkomunikasi lebih baik dengan pemain.
Implementasi program juga sempat disinggung. Sebab saat memperpanjang kontrak STY membawa program baru untuk Timnas Indonesia ke depannya. Poin lainnya adalah dinamika dengan pemain khususnya dengan pemain diaspora yang memiliki masalah komunikasi.
Shin Tae-yong memiliki dua penerjemah. Penerjemah pertama mentranslasikan bahasa Korea ke bahasa Inggris dan penerjemah kedua mentranslasikan bahasa Korea ke bahasa Indonesia. Hal ini diduga menghambat komunikasi dengan pemain.
"Dinamika komunikasi di pemain ini harus lebih merata. Jadi tidak ada pemain yang terjebak dengan judgement pemain ini baik, pemain ini kurang. Menurut saya itu bukan judgement yang baik. Kita harus melihat satu tim ini sebagai komposisi yang satu," ucap Erick Thohir pada
konferensi pers kemarin.
Terlepas dari pemecatannya. STY membawa skuad Garuda terbang sangat tinggi dengan sejumlah prestasi. Atas dasar ini lah pria asal Korea Selatan itu mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia.
Misalnya, pada awal 2024 peringkat FIFA Indonesia berada di posisi 146. Pada akhir 2024, peringkat Indonesia melesat di 127 FIFA dengan perolehan 1.133 poin atau naik 19 peringkat dalam setahun.
Skuad Garuda pertama kalinya dapat menekuk Timnas Australia dan Korea Selatan di bawah asuhan STY. Timnas Indonesia juga nyaris masuk Olimpiade Paris 2024.
Pada kualifikasi Piala Dunia Zona Asia 2026. Indonesia berhasil imbangi Australia dan kandaskan Arab Saudi. Dengan penjumlahan poin, Indonesia juga meraih poin tertinggi di kualifikasi Piala Dunia Ronde Ketiga dibanding negara ASEAN lainnya.
Kepergian STY membekaskan kesedihan di hati para pemain. Striker muda Marselino Ferdinan mengucapkan terima kasih atas asuhan dan bimbingan STY melalui akun Instagramnya.
"Bos, saya hanya ingin berterima kasih atas segala hal yang telah anda lakukan. Sampai jumpa di masa depan. Rasanya seperti aku kehilangan duniaku," kata Marselino.
Bek timnas Justin Hubner mengungkap dirinya akan selalu mengingat jasa STY sepanjang kariernya sebagai pesepakbola.
"Saya akan selalu ingat betapa pentingnya peran anda sepanjang karier saya. Dan saya akan selalu menyebutnya. Saya sangat menghormati anda. Anda pejuang dan pemenang sejati seperti saya," tulis justin dalam unggahan postingan instagramnya.