Banyak penyandang tunanetra muslim di Indonesia yang ingin belajar membaca dan menghafal Al-Qur'an dengan huruf Braille. Namun, mahalnya harga mushaf Al-Qur'an Braille menjadi kendala utama. Satu set Al-Qur'an Braille terdiri dari beberapa jilid dan dibanderol dengan harga Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per set. Akibatnya, tidak semua pesantren tunanetra mampu menyediakannya.
Kepala Cabang Rumah
Yatim Arrohman Sumatera Utara Eka Herman menyebut saat ini hanya satu dari sepuluh tuna netra muslim yang memiliki akses terhadap Al-Qur'an Braille. Di Rumah Belajar Tunanetra Pertuni Sumatera Utara, dua set mushaf Al-Qur'an Braille harus digunakan secara bergantian oleh sekitar 300 tunanetra muslim.
Di seluruh jaringan Rumah Yatim di 19 provinsi, jumlah mushaf Braille juga masih minim. Di Aceh, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, DIY, dan Sumatera Utara masing-masing baru tersedia dua set, sedangkan di Jawa Barat baru ada lima set.
BenihBaik.com
Donasi Rekening: Yayasan Benih Baik Indonesia
BCA: 867-0323-456
Mandiri: 164-00111-02227
Keterbatasan fasilitas tidak menyurutkan semangat para tuna netra untuk belajar. Mereka tetap mengikuti jadwal belajar Al-Qur'an secara bergiliran tiga kali dalam sepekan. Bahkan beberapa di antaranya telah menjadi qori dan qoriah.
Rumah Yatim Arrohman menargetkan pengadaan 100 mushaf Braille untuk wilayah Sumatera Utara dan sekitar 200 hingga 300 mushaf di 19 provinsi lainnya. Selain itu, Rumah Yatim juga membutuhkan pelatihan guru mengaji Braille agar penyandang tunanetra bisa belajar secara mandiri.
Masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam gerakan kebaikan ini dengan
berdonasi guna mencetak dan mendistribusikan mushaf Al-Qur'an Braille. Selain itu, mendukung pelatihan guru Braille di berbagai daerah.
(Tamara Sanny)