YLKI Desak Pemerintah Usut Tuntas Praktik Beras Oplosan

15 July 2025 21:21

Jakarta: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak pemerintah mengusut tuntas praktik kecurangan dalam penjualan beras kemasan premium yang belakangan terungkap. Kasus beras oplosan dan takaran beras curang dinilai bukan hal yang baru. 

“Kami mengendus adanya mafia beras yang belum terselesaikan sampai sekarang. Akar masalah ini harus segera diusut tuntas agar distribusi pangan dari hulu hingga hilir tidak merugikan konsumen,” tegas Ketua Pengurus Harian YLKI, Neti Emiliana dikutip dari Newsline Metro TV pada Selasa, 15 Juli 2025.

Neti mengaku pihaknya telah menerima banyak aduan dari konsumen. Termasuk soal dugaan adanya mafia beras yang bermain di balik praktik curang ini. Dia juga mengingatkan kasus seperti ini bisa terulang jika tidak ada tindakan tegas.
 

Baca Juga: Negara Rugi Rp100 Triliun Gara-gara Beras Oplosan

Dampak kasus ini kini mulai dirasakan pedagang di pasar tradisional. Ali, misalnya, pedagang beras di Pasar Kedoya, Jakarta Barat. Semenjak heboh kasus beras oplosan, dia mengeluhkan penurunan penjualan beras jenis premium. Banyak pembeli yang kini beralih ke beras biasa karena kualitas beras premium dinilai semakin buruk.

“Beras premium sekarang banyak yang kotor, campuran. Jadi masyarakat lebih pilih beras biasa sekarang. Omzet kita juga turun,” ungkap Aldi.

Di sisi lain, harga beras di sejumlah pasar tradisional Jakarta Barat mengalami kenaikan dalam dua pekan terakhir. Banyak warga yang merasa kecewa karena kualitas beras yang mereka beli tidak sesuai harga premium yang dibayar. Keluhan juga ramai muncul di media sosial, di mana masyarakat merasa tertipu dan meminta pemerintah segera mengambil langkah tegas.

YLKI menilai praktik curang ini tak hanya merugikan konsumen, tetapi juga berdampak pada distribusi bantuan sosial (bansos). Terlebih beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Mereka meminta hukuman berat diberikan kepada pelaku, termasuk perusahaan besar atau BUMD jika terbukti terlibat.


(Tamara Sanny)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)