Kiprah Retno Marsudi di World Water Forum 2025

27 August 2025 18:55

World Water Forum pertemuan internasional terbesar di dunia yang membahas isu-isu air berlangsung di Stockholm Waterfront Congress Centre, Swedia. Pada forum bergengsi ini, pembahasan para peserta forum dimulai dari ketersediaan air bersih di dunia, sanitasi, pengelolaan sumber daya air, hingga keterkaitannya dengan pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim yang sangat signifikan dampaknya untuk perekonomian dunia.

Diselenggarakan setiap tiga tahun sekali oleh World Water Council (WWC) bekerja sama dengan negara tuan rumah, Swedia, forum ini memang sangat gencar dalam pemanfaatan sumber daya air. Pertemuan yang dihadiri kepala negara, menteri, ilmuwan, perusahaan, LSM dan umum, tak hanya sebagai pertemuan teknis biasa, tapi juga sebagai tempat untuk menelurkan gagasan baru pada problematik dunia, dengan tujuan utama mendorong aksi nyata agar air bisa diakses semua orang sekaligus menjaga keberlanjutannya untuk generasi mendatang.

Tahun ini, World Water Week 2025 di Stockholm, Swedia, telah resmi dimulai pada 24 Agustus 2025, dengan tema 'Water for Climate Action'. Acara ini menjadi platform global untuk mempertemukan pemimpin, inovator, praktisi, dan pemangku kepentingan dari seluruh dunia dalam upaya mempercepat aksi iklim melalui solusi berbasis air.

Salah satu tokoh penting yang kerap menjadi sorotan adalah Retno Marsudi. Sejak 1 November 2024 menjabat sebagai UN Special Envoy on Water (Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Isu Air), dan memegang peran untuk mempromosikan agenda air serta sanitasi di tingkat dunia. 
 

Baca juga: 

Belajar dari Pulau Obi: Antara Hilirisasi, Reklamasi, dan Harapan Baru


Sebagai perempuan pertama di dunia dan di Indonesia yang menjabat posisi ini, ada misi yang harus di emban dalam sudut pandang Indonesia. Di mana ada berbagai inisiatif domestik yang sudah dilaksanakan, seperti program manajemen sumber daya air, infrastruktur iklim-resilien, dan diplomasi air yang menghubungkan kepentingan domestik dengan agenda global.

“Jadi sekali lagi itu merupakan sebuah kehormatan, tetapi kehormatan itu disertai tanggung jawab yang paling besar. Karena kita pastinya bertanya, kenapa kok Sekjen PBB sampai meminta ada satu putusan khusus yang menangani masalah air? Karena memang dunia saat ini sedang menghadapi tantangan yang sangat besar untuk isu air yang kadang-kadang kita tidak sadar," jelas Retno.

Dari Stockholm, forum ini menegaskan bahwa air bukan hanya kebutuhan dasar, melainkan kunci bagi masa depan pembangunan dunia. Melalui peran aktifnya, Indonesia ingin menunjukkan bahwa solusi untuk krisis air global dapat lahir dari pengalaman lokal yang sederhana, seperti Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang berdampak luas.

Hingga 2021, Pamsimas telah menjangkau lebih dari 27 ribu desa di seluruh Indonesia dan sekitar 24 juta jiwa mendapat manfaat berupa akses air minum aman dan sanitasi layak, sehingga menjadi contoh 'best practice' bagi negara lain di forum internasional, termasuk World Water Forum.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggie Meidyana)