28 August 2025 18:13
Direktur Jenderal Perkebunan, Abdul Roni berdialog dengan perwakilan petani se-Jawa Timur, PT Sinergi Gula Nusantara, dan Dinas Pertanian Kabupaten Kota se-Jawa Timur. Berbagai kondisi pengadaan hingga serapan gula masih menjadi persoalan di Indonesia. Di antaranya masih beredarnya gula kristal rafinasi di masyarakat yang dianggap akan mempengaruhi jumlah konsumsi gula kristal putih.
Dirjen Perkebunan juga merespons permasalahan lebih dari 80.000 ton gula yang belum terserap. Dirjen Perkebunan pun berjanji akan mengawal proses serapan gula dari petani secara bertahap. Tahun depan ditargetkan tidak ada lagi impor gula sebagai wujud upaya program presiden swasembada gula 2026.
"Sebenarnya kalau impor gula konsumsi kan cita-cita kita sudah enggak ada lagi. Harusnya memang tidak ada. Dengan Program Bongkar Ratoon 100.000 hektare ini ditanam, tahun depan dipastikan gula konsumsi itu enggak ada lagi yang impor," jelas Abdul.
Diskusi yang digelar di kantor PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) di Surabaya juga menyoroti penindakan terhadap persebaran gula kristal rafinasi di masyarakat. Bersama Polda Jawa Timur dan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur akan menyelidiki peredaran gula rafinasi di Jawa Timur.
Baca juga: #OnThisDay 27 Agustus 2025: Penyerbuan Pasukan Mataram ke Batavia |