Kian Meluas, 8 Kecamatan di Aceh Singkil Terendam Banjir

Tingginya intensitas hujan di Kabupaten Aceh Singkil, Subulussalam, dan beberapa kabupaten di sekitarnya dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan Sungai Lae Cinendang meluap. Akibatnya, ribuan rumah terendam banjir di 8 kecamatan dan 43 desa di Kabupaten Aceh Singkil, Aceh.

Banjir yang melanda wilayah Aceh Singkil kian parah, dengan ketinggian air terus meningkat hingga mencapai lebih dari satu meter di beberapa lokasi. Dua kecamatan yang dilaporkan paling parah terdampak adalah Kecamatan Gunung Meriah sebanyak sembilan desa dan Kecamatan Simpang Kanan sebanyak enam desa.

Akibatnya aktivitas warga terganggu total akibat tingginya air. Sejumlah warga yang khawatir ketinggian air makin bertambah mulai mengangkut perabotan dan barang elektronik ke tempat yang lebih tinggi.

Beberapa desa yang terendam paling parah, seperti Desa Cingkam, Desa Rimo, dan Dusun Handel di Kecamatan Gunung Meriah, mengalami lumpuh total di sejumlah titik. Sebagian masyarakat memilih mengungsi ke masjid dan rumah kerabat, bahkan mendirikan tenda di atas jembatan.
 

Baca juga: Banjir di Aceh Meluas ke 18 Kabupaten Kota, 119.998 Jiwa Terdampak

Selain merendam ribuan rumah warga, banjir besar ini juga turut merendam sejumlah akses jalan nasional dan jalan kabupaten penghubung antar wilayah, menyebabkan lalu lintas di beberapa titik nyaris lumpuh. Fasilitas umum, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, serta rumah ibadah juga turut terendam.

Gubernur Aceh Tetapkan Status Tanggap Darurat 14 Hari

Melihat meluasnya bencana banjir dan longsor di hampir seluruh wilayah Aceh, Gubernur Aceh Muzakir Manaf telah mengambil langkah cepat dengan menetapkan menetapkan status darurat bencana hidrometeorologi 2025.

"Saya Gubernur Aceh menetapkan keputusan Gubernur Aceh tentang penetapan status keadaan tanggap darurat bencana hidrometeorologi di Aceh tahun 2025," kata Mualem, Kamis, 27 November 2025.

Penetapan status tanggap darurat ini mulai berlaku selama 14 hari, yaitu sejak 28 November hingga 11 Desember 2025.

Dengan ditetapkannya status darurat ini, diharapkan dapat mempercepat mobilisasi logistik, evakuasi korban, serta dukungan lintas lembaga untuk menangani bencana yang kini semakin meluas di berbagai kabupaten/kota.