29 October 2024 15:20
Pada Januari 2025, Donald Trump atau Kamala Harris akan menjadi presiden Amerika berikutnya, suara utama dalam menentukan agenda geostrategis AS dan panglima tertinggi yang akan memimpin militer paling kuat di dunia.
Trump tidak pernah menjelaskan bagaimana dia akan mengakhiri peperangan. Saat Joe Biden menjabat Rusia menginvasi Ukraina dan kelompok Hamas dan Hizbullah bertempur melawan Israel hingga menyebabkan aksi balasan berdarah sekitar setahun oleh pasukan Israel.
Tidak ada perang besar yang dimulai di bawah Trump dan ia tidak melibatkan AS dalam konflik bersenjata baru. Para pendukung Trump menyebutnya perdamaian lewat kekuatan. Partai Demokrat berpendapat hal ini merupakan suatu kebetulan dan bahwa pada akhir masa jabatan Trump pasukan AS masih bertempur di Afghanistan, Suriah, Irak dan Yaman.
Ada pula ketidakpastian Trump. Para sejarawan presidenan menyebutnya madman theory atau teori orang gila.
Baca juga: Trump Bantah Dirinya Seorang Nazi di Pekan Terakhir Kampanye |