Minimnya literasi keuangan serta kemudahan dalam mengakses pembiayaan melalui pinjaman online (pinjol) dan paylater membuat masyarakat terjebak dalam pusaran utang yang tidak berujung. Hal ini tidak jarang membuat para peminjam atau debitur terjerat dalam rantai utang pinjol dan paylater untuk melunasi utang sebelumnya atau biasa disebut dengan istilah gali lubang tutup lubang.
Perencana keuangan, Prita Ghozie, menyoroti rentang usia paling banyak menggunakan pinjol yakni di kisaran usia 19 hingga 34 tahun. Sebagian dari rentang usia tersebut belum memasuki angkatan kerja.
"Terlepas dari bagaimana peningkatan jumlah pemakai pinjol maupun paylater, yang lebih mengkhawatirkan sebetulnya adalah ketidakmampuan dari para pengguna ini untuk membayar kembali (hutang) dan digunakan untuk apa saja pinjaman tersebut," kata Prita Ghozie dalam tayangan Zona Bisnis, Metro TV, Senin, 15 Juli 2024.
Prita juga menemukan mayoritas pinjaman digunakan untuk kebutuhan konsumtif atau gaya hidup. "Data yang saya miliki juga membuktikan bahwa dalam demografi ini
mostly adalah untuk penggunaan konsumtif. Sebagai contoh, untuk pembelian makanan dan minuman, lalu aksesoris,
fashion, gadget, untuk pengalaman seperti tiket liburan, tiket konser, dan lain-lain," ujarnya.
Lebih lanjut, Prita menyarankan agar pengguna pinjol memiliki itikad baik untuk terbebas dari jeratan utang. Tanpa ada itikad baik atau keinginan dari diri sendiri, permasalahn pinjol tidak akan selesai.
"Kami sebagai perencana keuangan dapat membantu kawan-kawan pengguna pinjol terutama pengguna multi platforms. Pertama adalah mereka harus memiliki itikad baik. Karena tanpa adanya itikad baik ataupun juga keinginan dari diri sendiri maka percayalah, apapun strategi yang kita sampaikan juga tidak akan berhasil karena mereka akan mengambil lagi di kemudian hari," ungkapnya.
Prita menegaskan pentingnya menganalisis jumlah utang, bunga yang dibayarkan, biaya admin, dan jatuh tempo di masing-masing platform pinjol. Hal itu guna menghindari tagihan dan kejaran debt colector.
"Dan ketiga tentu saja strategi dari mana uang untuk membayaranya. Saya biasanya melihat kamu membeli apa dengan pinjol tersebut, biasanya kami anjurkan untuk dijual. Walaupun memang mungkin harganya jauh di bawah waktu dia beli, tapi paling tidak dia jadi punya
cash untuk bisa membayar kembali," tutur Prita.
"Kemudian aset-aset yang dimiliki dapat dilikuidasi, bukan digadaikan ya. Apabila peminjam merupakan angkatan kerja dan sempat berhenti kerja maka dia harus kembali bekerja untuk melunasi hutangnya," imbuhnya.