Jakarta: Potensi erupsi susulan dari Gunung Lewotobi Laki Laki, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus diantisipasi. Penanganan korban luka-luka hingga pengungsi juga masih terus diupayakan.
Pasca-erupsi pada Kamis siang, 7 November 2024, pos pemantau Gunung Lewotobi Laki Laki mencatat ada sembilan kali letusan. Erupsi dengan intensitas tebal dan tinggi dengan kolom abu capai 500 hingga 8.000 di atas puncak kawah, serta diikuti aliran lava ke arah timur laut sejauh 4.340 meter dari pusat erupsi dengan guguran awan panas ke arah utara wilayah Kecamatan llebura.
Tercatat dari erupsi pada Minggu malam hingga Senin, korban meninggal dunia sebanyak sembilan orang. Namun, satu korban dilaporkan sudah memiliki penyakit bawaan, yaitu gangguan pernapasan. Sementara satu korban dirawat di RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka.
Korban lainnya, dari RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka terdapat enam korban yang dirawat. Dua orang dengan keadaan sudah membaik dan empat korban masih menjalani perawatan dengan kondisi cukup buruk karena terkena serpihan material abu vulkanik.
BNPB dan Pemerindah Daerah setempat mengungkap pengungsi di wilayah lereng Gunung Lewotobi Laki Laki sudah mengungsi di tiga titik. Tiga titik itu yakni Desa Bokang, Dewa Lewolaga, dan Dewa Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur.
Selain tiga titik tersebut yang sudah disiapkan pemerintah, ada juga warga yang mengevakuasi dirinya secara mandiri. Seperti ke wilayah perbatasan Kabupaten Sikka, yakni Desa Hikong, Kecamatan Talibura.
(Tamara Sanny)