Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) memberikan pembekalan terhadap 1.500 calon pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan berangkat ke Korea Selatan. Mereka diberikan pembekalan selama lima hari sebelum dikirim ke Korea Selatan untuk bekerja.
BP2MI kembali mengirimkan anak bangsa keluar negeri untuk bekerja dengan skema government to government (G2G). Mereka berasal dari seluruh penjuru Tanah Air yang akan bekerja di bidang manufaktur dan perikanan.
Sejak Januari hingga 10 November 2023, total ada 8.877 calon PMI yang dipanggil untuk pembekalan. Sebanyak 8.586 calon PMI hadir mengikuti pembekalan untuk bekerja di luar negeri.
Benny Rhamdani selaku Kepala BP2MI menyebut, setiap tahunnya ada tren kenaikan PMI yang dikirim ke luar negeri. Pada kurun waktu yang sama, misalnya Oktober hingga Desember 2021, ada 515 PMI, kemudian pada 2022, ada 1.710, sementara tahun ini sudah ada 1.825 PMI yang dikirimkan.
Sebelum mengirimkan PMI ke luar negeri, BP2MI memberikan sejumlah pembekalan, antara lain bahasa, budaya, dan adat negara tujuan, serta keahlian terkait.
"Kita sudah menaikkan kuota dari tujuh ribu per tahun dan pada 2022 kita berhasil menaikkan kuota sebanyak dua kali lipat, yakni hampir 12 ribu. Kita yakin tahun akan bertambah lagi penempatan di Korea," ujar Benny Rhamdani.
Gubernur Jawa Tengah periode 2013-2023, Ganjar Pranowo juga hadir dan memberikan motivasi kepada para calon pekerja migran Indonesia. Ganjar mengapresiasi BP2MI atas perlakuan baik terhadap PMI. Ganjar menekankan, pentingnya memastikan bahwa PMI yang dikirim adalah individu yang terampil dan profesional.
Menurutnya, PMI yang terampil akan mencapai kesuksesan dalam pekerjaan mereka di luar negeri serta mampu berkontribusi terhadap negara. Ganjar menuturkan, kebutuhan bagi PMI untuk memahami hak dan kewajibannya serta melaporkan masalah yang dialami selama bekerja di luar negeri. Serta pentingnya BP2MI bekerjasama untuk menjaga kesejahteraan dan perlindungan PMI.
"Tentu kita senang karena orang-orang yang dikirim ini anak-anak yang terampil. Mudah-mudahan selanjutnya pekerja migran yang kita kirim itu semuanya punya keterampilan. Kalau itu bisa dilakukan, pendapatannya bisa sangat baik," ujar Ganjar.
Sementara Benny juga menyebut bahwa Ganjar merupakan salah satu figur yang terbukti peduli pada pekerja migran, karena Ganjar merupakan salah satu kepala daerah yang menerbitkan peraturan daerah (Perda) tentang perlindungan pekerja migran saat itu.