Perwakilan dari Israel dan negara-negara Arab saling melontarkan tuduhan tajam dalam Majelis Umum PBB. Hal itu terjadi dalam pembahasan perang Israel dan Hamas usai kegagalan Dewan Keamanan mengambil tindakan. Masalah tersebut memperlihatkan perpecahan yang mendalam di Dewan Keamanan. Sudah empat resolusi yang tidak mendapat cukup dukungan atau malah terhalang veto dalam waktu kurang dari dua minggu.
Negara-negara Arab berharap, Majelis Umum dapat mengambil tindakan. Hal itu dikarenakan Majelis Umum PBB memiliki keseimbangan kekuasaan berbeda dan tidak ada negara anggota yang memiliki hak veto meski resolusi apa pun tidak mengikat. Terkait serangan yang terjadi pada Kamis, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi yang berbicara atas nama 22 negara Arab menuduh Israel menjadikan Gaza sebagai neraka abadi di bumi.
"Israel menjadikan gaza sebagai neraka abadi di bumi. Trauma ini akan menghantui generasi yang akan datang," ujar Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi.
Dalam kesempatan itu, Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour menimpali dengan menekankan kepada Majelis Umum PBB segera mengambil sikap terhadap perang yang sudah berlangsung lebih dari dua pekan tersebut.
"Akhirnya, saya mengimbau anda semua untuk memberikan suara untuk menghentikan pembunuhan. Berikan suara anda untuk bantuan kemanusiaan agar dapat menjangkau mereka yang kelangsungan hidupnya bergantung pada bantuan tersebut. Pilihlah untuk menghentikan kegilaan ini," ujar Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour.
Di sisi lain, Yordania telah mengedarkan rancangan resolusi yang masih dalam pembahasan. Teks tersebut sebagian besar berfokus pada situasi kemanusiaan, menyerukan gencatan senjata segera, dan akses kemanusiaan tanpa hambatan ke jalur Gaza. Mereka abai atas serangan Hamas yang dinilai Israel menjadi pemicu sesungguhnya atas kondisi di Gaza saat ini.
Pengeboman tanpa henti dilancarkan Israel sejak 7 Oktober sebagai pembalasan atas serangan Hamas yang menurut para pejabat Israel menewaskan 1.400 orang. Lebih dari 200 orang lainnya diculik.
Serangan tersebut, menurut Kementerian Kesehatan Hamas di Gaza, telah menewaskan lebih dari 7.000 orang. Jumlah korban diperkirakan akan meningkat secara signifikan jika pasukan Israel berkumpul di dekat perbatasan dan memasuki wilayah Palestina.