.
Kelangkaan beras premium terjadi di sejumlah toko ritel modern di Jakarta, menimbulkan keluhan dari masyarakat. Stok beras kemasan lima kilogram terpantau kosong di salah satu minimarket, di kawasan Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Kondisi ini telah berlangsung selama kurang lebih dua bulan terakhir. Menurut keterangan pihak minimarket, pasokan beras premium yang diterima jumlahnya terus berkurang setiap hari, menyebabkan rak-rak penjualan menjadi kosong.
Menanggapi fenomena ini, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan penjelasan resmi. Ia menegaskan bahwa kelangkaan yang terjadi di ritel modern bukan disebabkan oleh kurangnya stok beras nasional.
Menurutnya, pemerintah saat ini tengah melakukan pengalihan alur distribusi beras premium dari ritel modern. Pasokan tersebut kini lebih difokuskan untuk disalurkan secara masif ke pasar-pasar tradisional.
Kebijakan pengalihan distribusi ini diambil sebagai upaya untuk meningkatkan kembali omzet para pedagang beras di pasar rakyat. Pemerintah ingin memastikan ketersediaan beras bagi masyarakat luas tetap terjaga melalui jalur
pasar tradisional.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (
BPS) telah merilis data produksi beras. Hingga Desember 2025, tercatat ada peningkatan produksi beras yang mencapai total 34 juta ton secara nasional.
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengungkapkan tren kenaikan produksi beras berlangsung konsisten sejak awal tahun. Pudji menjelaskan, peningkatan produksi beras yang tajam tersebut didukung dari sisi produksi gabah.
"Produksi beras sepanjang Januari hingga Oktober 2025 diperkirakan akan mencapai 31,04 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 3,37 juta ton atau 12,16 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024,” ujar dia, dikutip Selasa, 2 September 2025.
“Dengan demikian, produksi padi sepanjang Januari hingga Oktober 2025 diperkirakan akan mencapai 53,87 juta ton GKG, atau mengalami peningkatan sebesar 5,84 juta ton GKG atau 12,17 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2024,” lanjut dia.
Angka ini, sambung Pudji, sekaligus menjadi capaian bersejarah yang mengerek harapan atas ketersediaan gabah yang melimpah di dalam negeri. Ia juga menyampaikan proyeksi tiga bulan mendatang yang menunjukkan tren positif masih terus berlanjut.
"Potensi produksi padi sepanjang Agustus hingga Oktober 2025 diperkirakan sebesar 15,80 juta ton GKG atau mengalami peningkatan sebesar 0,63 juta ton GKG atau 4,16 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” jelas dia.
(Daffa Yazid Fadhlan)