Mengenang Perang Diponegoro Lewat Pemeran Nyala di Galnas

Dalam rangka HUT ke-80 Republik Indonesia dan memperingati 200 tahun pecahnya perang Diponegoro, Galeri Nasional Indonesia (Galnas) menggelar pameran bertajuk ‘Nyala 200 Tahun Perang Jawa’. Sejumlah karya seni dari seniman lintas generasi turut dipamerkan dalam gelaran ini.

Memperingati 200 perang Diponegoro, Galeri Nasional Indonesia menggelar pameran ‘Nyala 200 Tahun Perang Diponegoro’. Pameran Nyala menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Indonesia.

“Nyala sendiri sebenarnya bukan merujuk pada satu pemahaman menyulut, api, tapi Nyala dalam hal ini adalah kita mencoba memantik kesadaran kita dalam membaca kembali sosok dan peran ketokohan dari Pangeran Diponegoro.” jelas Kurator Pameran Nyala, Citra, dikutip dari tayangan Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Senin, 11 Agustus 2025.
 

Baca juga: Seni Kontemporer dan Tradisional Bali

Dalam pameran ini sejumlah karya khas Pangeran Diponegoro dipamerkan. Pameran ini sekaligus menjadi momentum peringatan perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan kolonial penjajahan Belanda. 

“Kita tahu bahwa Diponegoro itu sosok heroik bagi bangsa kita. Dia sosok yang menentang penjajahan dan terkenal dengan perang Jawa-nya 1825-1830. Tentunya melalui karya baik itu visual maupun karya non visual, digital maupun video itu kita ingin membangun kesadaran bahwa sejarah itu bukan narasi tunggal, sejarah itu ibarat ruang tafsir yang berlapis, semua berhak memaknai dalam konteks kekinian,” ungkapnya. 

Karta khas seniman lintas generasi juga turut dipajang di Pameran Nyala. Terdapat salah satu koleksi dari Istana Kepresidenan seperti karya Raden Saleh, karya dari individu dan komunitas.