Badai PHK Berpotensi Berlanjut, Pemerintah Didesak Segera Ambil Langkah Konkret

18 March 2025 14:27

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi pada 2025 dikhawatirkan masih akan terus berlanjut. Ketua Bidang Ketenagakerjaan Jamsos dan K3 DPP Apindo DKI Jakarta, Nurjaman menyebut turunnya daya beli masyarakat menjadi faktor utama pelemahan dunia usaha, yang memicu maraknya PHK. 

"Karena kebijakan-kebijakan pemerintah ini yang tidak begitu menyentuh kepada sektor-sektor yang ada di kita. Mestinya kebijakan-kebijakan itu yang dikeluarkan oleh pemerintah harus menyentuh kepada produk-produk yang dihasilkan oleh produksi dalam negeri kita. Jangan sampai dihantam dengan badai-badai impor, mestinya Kita harus ekspor," jelas Nurjaman.

Lebih lanjut, Apindo pun memprediksi apabila tidak ada perubahan yang signifikan di dunia usaha, gelombang PHK pun tidak hanya berpotensi melanda sektor padat karya tetapi juga sektor lain, seperti padat modal dan sektor jasa.

"Tidak mungkin dunia usaha mengantisipasi untuk mengurangi atau untuk menahan lajunya PHK, tapi ini harus ditopang oleh seluruh stakeholder baik pemerintah dan juga kami dunia usaha, itu harus segera bergandengan tangan untuk untuk mengantisipasi badai ke depan ini," jelasnya.
 

Baca juga: Pemerintah Diminta Bentuk Satgas PHK Imbas 60 Ribu Buruh Kena PHK

Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah pekerja yang mengalami PHK sepanjang 2024 nyaris mencapai 80.000 orang. Jumlah ini lebih tinggi dibanding 2023 yang mencapai 60.000 orang. Bahkan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mencatat di dua bulan pertama 2025, tercatat sudah ada lebih dari 60.000 pekerja di Indonesia yang terkena PHK.

Pemerintah dan seluruh stakeholder terkait pun diminta segera mengambil langkah serius untuk memperbaiki iklim dunia usaha dan mendorong daya beli masyarakat untuk mencegah gelombang PHK terus berlanjut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)