Mengungkap Fakta di Balik Segitiga Bermuda

Zein Zahiratul Fauziyyah • 12 September 2025 11:19

Jakarta: Segitiga Bermuda sejak lama dikenal sebagai salah satu kawasan paling misterius di dunia. Berbagai kisah tentang kapal dan pesawat yang hilang di wilayah Samudra Atlantik Utara ini telah memicu perdebatan panjang, mulai dari penjelasan ilmiah hingga spekulasi mistis.

Lokasi dan Asal Istilah Segitiga Bermuda

Mengutip laman Britannica, Segitiga Bermuda merupakan bagian dari Samudra Atlantik Utara yang dibatasi oleh Bermuda, Florida, dan Puerto Rico. Istilah Bermuda Triangle pertama kali diperkenalkan oleh penulis Vincent Gaddis pada 1964 melalui majalah Argosy. Istilah tersebut kemudian makin populer setelah Charles Berlitz menerbitkan buku The Bermuda Triangle pada 1974.

Berlitz, yang dikenal memiliki ketertarikan terhadap hal-hal paranormal, bahkan mengaitkan Segitiga Bermuda dengan kota mitos Atlantis. Menurut teorinya, energi kristal dari kota yang tenggelam itu dapat memengaruhi kapal dan pesawat yang melintas.
 
Baca : Pulau Sentinel Utara: Misteri Pulau Paling Berbahaya di Dunia

Misteri dan Mitos yang Berkembang

Seiring berjalannya waktu, sejumlah cerita tentang kapal dan pesawat yang hilang di Segitiga Bermuda semakin memperkuat citra kawasan ini sebagai “wilayah berbahaya”.

Dalam bukunya The Bermuda Triangle, Jacqueline Laks Gorman mencatat bahwa setiap tahun banyak kapal dan pesawat yang melintas di kawasan ini. Karena lalu lintas yang padat, kecelakaan kerap terjadi, dan beberapa di antaranya memicu anggapan hilang secara misterius.

Beberapa teori populer yang berkembang antara lain:
  • Atlantis: adanya kota mitos di dasar laut yang menggunakan energi kristal.
  • Portal waktu: dugaan bahwa area ini menyimpan “gerbang” yang dapat memindahkan kapal dan pesawat ke dimensi lain.
  • Alien: spekulasi tentang pangkalan makhluk luar angkasa di bawah laut.
  • Gas metana: kantong gas besar di dasar laut yang dapat mengurangi daya apung kapal hingga tenggelam secara tiba-tiba.

Penjelasan Ilmiah

Meski mitos terus berkembang, sejumlah penelitian ilmiah memberikan penjelasan rasional atas insiden di Segitiga Bermuda.

Mengutip National Ocean Service, badai tropis dan topan Atlantik yang melintasi area ini menjadi salah satu faktor utama kecelakaan laut. Arus Teluk (Gulf Stream) juga dapat menyebabkan perubahan cuaca ekstrem yang berbahaya bagi navigasi.

Selain itu, kawasan Laut Karibia yang penuh dengan pulau dan perairan dangkal menambah risiko kecelakaan. Beberapa bukti juga menunjukkan bahwa kompas magnetik di area Segitiga Bermuda bisa menunjuk ke arah utara geografis, bukan utara magnetik, sehingga dapat menyesatkan navigasi.

Menurut Karl Kruszelnicki, komunikator sains asal Australia yang dikutip oleh IFL Science, banyak insiden sebenarnya terjadi akibat cuaca buruk, kapal dengan rangka rapuh, atau kesalahan fatal dari pilot dan kru. Beberapa laporan juga menyebutkan bahwa sejumlah pilot yang hilang dalam periode tersebut bahkan terbang tanpa peralatan memadai, atau dalam kondisi tidak layak.

Tidak semua klaim hilangnya kapal dan pesawat terbukti kebenarannya. Jurnalis Larry Kusche menemukan bahwa banyak kisah misteri Segitiga Bermuda berasal dari catatan yang tidak akurat, kesalahan penulisan, hingga hoaks yang berulang kali disebarkan. Dalam beberapa kasus, kapal atau pesawat yang disebut hilang justru ditemukan aman, atau sebenarnya tidak pernah ada catatan resmi tentang keberadaannya.

Pihak Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dan Penjaga Pantai AS juga menegaskan bahwa tidak ada bukti adanya fenomena supranatural di Segitiga Bermuda. Menurut mereka, kecelakaan yang terjadi sepenuhnya bisa dijelaskan oleh faktor alam dan kesalahan manusia. Bahkan, Dewan Nama Geografis AS tidak mengakui Segitiga Bermuda sebagai nama resmi dan tidak menyimpan dokumen khusus mengenai wilayah tersebut.

Hingga kini, Segitiga Bermuda masih menjadi jalur lalu lintas utama kapal pesiar dan kargo di Atlantik. Artinya, kawasan ini bukanlah “segitiga maut” seperti yang sering digambarkan, melainkan wilayah laut padat yang memiliki risiko kecelakaan lebih tinggi dibanding area lain.

Jangan lupa saksikan MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Zein Zahiratul Fauziyyah)