Dari sudut jalanan Pasar Rebo, ada satu masjid yang menggambarkan pesan toleransi. Dengan ornamen khas Tiongkok, Masjid Tjia Kang Hoo menyuguhkan perpaduan budaya Betawi dan Tiongkok.
Masjid Tjia Kang Hoo berdiri kokoh dengan paduan warna merah dan emas yang identik dengan kebudayaan Tiongkok. Masjid yang baru berdiri empat bulan ini sekaligus menjadi bukti toleransi umat muslim dengan kebudayaan Tionghoa. Terlihat dari sepanjang jalan menuju ke masjid, jamaah sudah disuguhkan dengan ornamen khas kebudayaan Tiongkok, yakni lampion serta lafaz Allah di area depan masjid.
Pendiri masjid ini adalah Budiyanto Tjia. Salah satu anak dari Tjia Kang Ho. Sejak Tjia Kang Ho wafat, Budiyanto mewakafkan tanah ayahnya untuk didirikan sebuah masjid.
Jimmy Gouw, adik dari Budiyanto Tjia mengungkapkan pembangunan masjid ini sebagai wujud mengenang orang tua. Terlihat dari sejumlah nama orang tua Tjia Kang Ho menjadi nama yang dipajang di pintu-pintu masjid.
Filosofi dan arsitekturnya unik, yakni atap masjid yang terdiri dari lima pagoda yang mencerminkan lima rukun Islam. Kemudian, aksesosir diberikan ciri khas budaya betawi berupa lisplang gigi balang.
"Kebetulan ini sebetulnya rumah kedua orang tua dari Pak Haji Budiyanto, dibangun masjid sebagai tanda bakti kepada kedua orang tuanya," ujar Jimmy Gouw, dikutip dari tayangan
Metro Siang, Metro TV, Selasa, 28 Januari 2025.
Didalam masjid, jamaah disuguhkan dengan interior ukiran 99
Asmaul Husna. Masjid dengan luas lahan 740 meter persegi ini juga menjadi perwujudan toleransi agama Islam.
Jimmy Gouw mengungkapkan pesan yang ingin disampaikan dari pembangunan masjid ini adalah agama Islam yang terbuka dengan segala perbedaan dan membawa perdamaian. Meski terbilang baru, jamaah yang hadir untuk beribadah cukup ramai dan masayrakat sekitar menyambut baik.
Streaming