14 May 2025 09:32
Pemusnahan amunisi afkir berujung pada nestapa. Sebanyak 13 orang meregang nyawa ketika jajaran Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) III Pusat Peralatan TNI AD memusnahkan amunisi yang sudah kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) pukul 09.30 WIB.
Sembilan korban tewas merupakan warga sipil dan empat lainnya berasal dari TNI AD. Kita sangat berduka untuk para korban. Institusi militer menyatakan pihaknya tengah menginvestigasi penyebab ledakan. Selama ini proses pemusnahan amunisi rutin dilakukan dan belum pernah terjadi insiden sama sekali.
Ketika TNI AD memberikan klarifikasi terhadap peristiwa mematikan di lahan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Garut itu, media sosial malah diramaikan dengan video viral yang diduga menggambarkan suasana sebelum ledakan terjadi.
Video tersebut menepis pernyataan resmi TNI AD bahwa jatuhnya korban sipil akibat warga mendekat ke area ledakan untuk memulung sisa-sisa logam dari amunisi. Yang tampak warga sudah ada sebelum terjadi ledakan, mereka justru aktif memilah dan menguliti mortir afkir.
Dengan adanya polemik seperti sekarang ini, publik tentu mendorong adanya penjelasan yang membuat terang sebuah perkara. Apakah benar keberadaan warga sipil itu karena mereka berebut mengumpulkan serpihan logam sisa ledakan yang biasa dijual sebagai besi tua?
Baca juga: 13 Korban Ledakan Amunisi TNI Teridentifikasi |