Jokowi Butuh Parpol Baru untuk Awasi Program

Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai harus mempunyai partai politik (parpol) baru pada masa mendatang. Hal itu akan mempermudah Jokowi melakukan komunikasi dengan presiden terpilih agar beberapa program yang dicetus pada masa pemerintahannya tetap berjalan.

Menurut Direktur Eksekutif PRC Rio Prayogo, membangun komunikasi politik tidak mudah dilakukan jika hanya mengandalkan dukungan atau endorsement politik yang politik besar. Dalam hal ini, endorsement politik untuk Prabowo Subianto.

Meskipun ada Gibran Rakabuming Raka yang menjadi wakilnya Prabowo, namun Rio memandang faktor Gibran sebagai putra sulung Jokowi juga tidak begitu kuat. Mengisi posisi strategis di parpol baru menjadi instrumen yang kuat

"Dia harus punya instrumen partai politik agar agenda-agenda Jokowi setelah tidak menjadi presiden tetap bisa menjadi perhatian Prabowo," kata Rio, dalam program Berita Pemilu Metro TV, Rabu, 28 Februari 2024.
 

Baca: Golkar Anggap Jokowi Berprestasi, Perannya Dibutuhkan di Pemerintahan Mendatang

Rio menduga Prabowo mempunyai banyak cita-cita yang terpendam. Bisa saja cita-cita itu harus direalisasikan begitu menjadi presiden. Hal itu bisa memengaruhi pola relasi antara Jokowi dengan Prabowo.

"Oleh karena itu instrumen parpol memainkan peran penting bagi Jokowi untuk tetap menjaga kekuatannya di mata Prabowo," kata Rio.

Sejauh ini Jokowi kerap diisukan akan masuk ke Golkar. Banyak yang menduga hal ini berkaitan dengan posisi Golkar yang berada pada peringkat hasil hitung cepat setelah PDIP. Bahkan bisa mengalahkan Gerindra pada posisi ketiga.

Rio melihat Golkar menjadi partai yang realistis untuk dipilih Jokowi. Salah satu faktornya Golkar menjadi partai yang sudah mendukung Jokowi sejak 2019. Meskipun sempat mendukung Prabowo pada 2014. Peringkat Golkar juga tidak pernah di bawah tiga besar.

"Dibanding PAN, misalnya. Kemudian dibanding Partai Demokrat yang masih ada SBY. Golkar masih punya ruang  aktualisasi politik buat buat Jokowi," ucapnya.